dc.description.abstract | Minyak kelapa sawit adalah jenis minyak yang sering digunakan dalam
penggorengan, minyak kelapa sawit sendiri memiliki dua jenis yakni merah dan
kuning. Kedua minyak ini mengandung senyawa karotenoid, yaitu β-karoten dan
likopen, yang memiliki manfaat kesehatan sebagai antioksidan alami. Minyak
kelapa sawit merah, yang lebih kaya akan β-karoten memiliki warna merah khas
sedangkan minyak kelapa sawit kuning cenderung lebih stabil karena kandungan βkarotennya lebih rendah. Namun dalam penggunaanya sering kali digunakan secara
berulang, sehingga dapat menyebabkan degradasi pada kandungan karotenoid ini.
Paparan suhu tinggi selama penggorengan mempercepat proses oksidasi yang dapat
merusak β-karoten dan likopen. Penurunan kandungan kedua senyawa ini terlihat
cukup signifikan setelah penggorengan pertama dan meskipun penurunan
berikutnya cenderung lebih lambat, tetap terjadi seiring pengulangan berlangsung.
Degradasi yang terjadi pada penggorengan berdampak pada hilangnya sebagian
manfaat kesehatan minyak kelapa sawit seperti kemampuan untuk melawan radikal
bebas. Oleh karena itu, dilakukan penelitian pada minyak kelapa sawit merah dan
kuning yang dilakukan secara berulang pada kandungan β-karoten dan likopen
terhadap degradasi yang terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan 3 kali pengulangan
pada suhu 170℃ dengan variasi waktu pengambilan sampel berbeda pada waktu 0,
5, 7, 9, 11 dan 13 menit. Variasi waktu pengambilan sampel tersebut dilakukan
untuk mengetahui laju penurunan konsentrasi pada kandungan β-karoten dan
likopennya.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode spektrofotometer UV-Vis
untuk mengukur absorbansi pada kedua minyak kelapa sawit tersebut untuk
mengetahui konsentrasinya. Dalam menentukan besar konsentrasi yang terdapat
pada minyak ditentukan dengan persamaan garis linear yang diperoleh dari
pembuatan kurva kalibrasi dengan 10 deret konsentrasi, pada β-karoten dari 2,5
ppm hingga 25 ppm dengan perbandingan 2,5 ppm setiap variasi deret
konsentrasinya. Sedangkan pada likopen dilakukan dengan perbandingan 1,5 ppm
pada setiap deret konsentrasinya, dimulai dari 1,5 ppm hingga 15 ppm. Pengukuran
absorbansi pada β-karoten dan likopen menggunakan spektrofotometer UV-Vis
dilakukan pada panjang gelombang 450 – 510 nm untuk mendapatkan serapan
cahaya tertinggi pada larutan tersebut dan digunakan untuk mengukur absorbansi
pada sampel. Dari pengukuran yang diperoleh, serapan tertinggi pada β-karoten
pada panjang gelombang 452 nm dengan nilai korelasi koefisiennya (R²) = 0,906
dan pada likopen dengan panjang gelombang 472 nm memperoleh nilai korelasi
koefisien sebesar (R²) = 0,9712 Berdasarkan dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa penggunaan
minyak kelapa sawit merah dan kuning secara berulang dalam penggorengan
menyebabkan penurunan kandungan β-karoten dan likopen. Pada minyak kelapa
sawit merah, β-karoten menurun drastis selama penggorengan pertama, terutama
pada waktu 0 hingga 5 menit, dengan penurunan masing-masing sekitar 10,6% dan
8,3%. Penurunan terus terjadi pada penggorengan berikutnya, meskipun tidak
secepat awal. Sementara itu, minyak kelapa sawit kuning menunjukkan penurunan
β-karoten yang paling besar pada waktu 7 menit, yaitu sekitar 3,2%. Likopen dalam
minyak kelapa sawit merah juga menurun cukup signifikan, terutama pada
penggorengan pertama. Pada waktu 0 menit, likopen menurun hingga 3,6%, dan
penurunan yang lebih besar terjadi pada penggorengan kedua, terutama pada waktu
9 menit (sekitar 1,2%). Minyak kelapa sawit kuning mengalami penurunan likopen
yang paling besar pada penggorengan kedua, yaitu sekitar 0,6% pada waktu 9
menit. Penurunan ini disebabkan oleh suhu tinggi selama penggorengan, yang
mempercepat proses oksidasi dan merusak senyawa β-karoten serta likopen. Proses
ini membuat kandungan nutrisi minyak kelapa sawit berkurang secara signifikan
jika digunakan berulang kali. | en_US |
dc.description.sponsorship | DPU: Nindha Ayu Berlianti, S.Si., S.Pd., M.Si
DPA: Prof. Dr. Sutisna, S.Pd., M.Si | en_US |