Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA

Abstract

Guru dalam proses pembelajaran memerlukan model pembelajaran yang inovatif. Model pembelajaran yang inovatif berperan dalam suatu peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar. Guru yang menggunakan model pembelajaran inovatif harapannya dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa dapat diarahkan untuk berpikir kreatif dalam memecahkan masalah dan memahami materi. Kemampuan berpikir kreatif akan berpengaruh pada pemahaman siswa dalam menghadapi permasalahan pada proses pembelajaran terhadap hasil belajar. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja merumuskan masalah, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan berpikir kreatif dan untuk mengkaji pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar geografi siswa SMA. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Experimental Design dengan desain penelitian pre-test post-test control group design. Penelitian dilakukan dengan menentukan populasi terlebih dahulu. Populasi ditentukan dengan purposive sampling area untuk menentukan tempat yang akan digunakan sebagai tempat penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5 Jember pada kelas X yang akan terbagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dan kelas kontrol ditentukan dengan menggunakan cluster random sampling dengan teknik undian. Pemilihan kelas dilakukan melalui uji homogenitas menggunakan nilai hasil ulangan harian materi sebelumnya. Setelah melakukan uji homogenitas didapatkan dua kelas yakni kelas Xix 7 sebagai kelas eksperimen dan X-8 sebagai kelas kontrol. Kedua kelas tersebut diberikan materi yang sama, yakni fenomena geosfer: antroposfer. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, test, dan dokumentasi. Pada kelas eksperimen, yaitu kelas X-7 menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan kelas eksperimen yaitu kelas X-8 menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan pada kelas eksperimen terjadi peningkatan nilai rata-rata yang signifikan, dibanding dengan nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol. Pada Uji N-Gain pada hasil belajar siswa menunjukkan pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan terjadi peningkatan hasil belajar dengan kategori sedang yakni 0,53. Selanjutnya hasil Uji N-Gain keterampilan berpikir kreatif siswa di kelas eksperimen menunjukkan peningkatan keterampilan berpikir kreatif dengan kategori sedang yaitu 0,41 Dengan demikian, model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Analisis hasil perhitungan Independent Samples Test yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inkuiri Terbimbing menunjukkan perolehan posttest hasil belajar geografi dengan nilai Sig. (2 tailed) adalah 0,00 < 0,05, yang berarti model Inkuiri Terbimbing berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan uji-t pada keterampilan berpikir kreatif menunjukkan nilai Sig. (2 tailed) adalah 0,00 < 0,05 yang berarti model Inkuiri Terbimbing berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan berpikir kreatif. Kesimpulan penelitian ini adalah model inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa sehingga model pembelajaran inkuiri terbimbing ini dapat digunakan dan diterapkan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan hasil belajar geografi siswa SMA.