dc.description.abstract | Teori graf merupakan teori yang cukup tua usianya dan memiliki banyak terapan, contohnya penggunaan graf untuk merepresentasikan rangkaian listrik, senyawa kimia, jaringan telepon, dan masih banyak lagi. Topik yang banyak
mendapat perhatian adalah pelabelan graf karena model-model yang ada pada pelabelan graf berguna untuk berbagai macam aplikasi, misalnya radar, sistem alamat pada jaringan komunikasi, desain sirkuit, bioinformatika, teori pengkodean, automata dan kristalografi sinar X. Salah satu jenis dari pelabelan graf tersebut adalah pelabelan total super (a,d)-sisi antimagic.
Pada graf diskonektif, hanya sedikit famili graf yang diketahui mempunyai pelabelan total super(a,d)-sisi antimagic. Dalam skripsi ini diteliti pelabelan total super (a,d)-sisi antimagic pada graf diskonektif yaitu pada gabungan graf triangular ladder. Metode yang digunakan adalah deskriptif aksiomatik dan dilakukan dengan
cara pendeteksian pola (pattern recognition). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: berapa batas atas d sehingga gabungan graf triangular ladder mempunyai
pelabelan total super (a,d)-sisi antimagic? Bagaimana algoritma pelabelan total super (a,d)-sisi antimagic pada gabungan graf triangular ladder? dan Bagaimana fungsi
bijektif algoritma pelabelan total super (a,d)-sisi antimagic pada gabungan graf triangular ladder?.membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi pelajaran dengan memanfaatkan sikap saling bekerja sama, saling menghargai kemampuan teman, saling bertukar pendapat tentang materi pelajaran dan sikap kompetitif yang adil.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT siswa ikut dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang masih sering digunakan
dalam kegiatan pembelajaran adalah model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran ini berorientasi pada guru. Model pembelajaran konvensional yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab.
Penelitian ini merupakan penelitian jenis eksperimen dengan desain static group comparison. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar dan hasil belajar mana yang lebih baik antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar. Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Tenggarang Bondowoso dimana kelas VIII C dan kelas VIII D dipilih sebagai responden penelitian. Setelah dilakukan uji homogenitas terhadap populasi, yakni kelas VIII, dilakukan pengundian terhadap pasangan kelas yang terbukti homogen. Berdasarkan hasil pengundian diperoleh kelas VIII C sebagai
kelas kontrol dan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen.
Data yang diambil dalam penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi, wawancara, observasi, dan tes. Data yang diperoleh dari dokumentasi, wawancara, dan observasi merupakan data penunjang, sedangkan data utama dalam
penelitian ini adalah nilai tes. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis pada data utama diperoleh hitung t = -2,3224 dan harga tabel t dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (db) = 59 adalah 1,7205. Harga-harga tersebut menunjukkan bahwa harga hitung t < - tabel t . Kondisi ini membuktikan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar. Uji
hipotesis dengan memanfaatkan rumus pengujian kesamaan rata-rata uji satu pihak menghasilkan harga t = 2,2162 dan tabel t = 1,70. Kedua harga tersebut memenuhi hubungan bahwa t > tabel t . Kondisi ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar. | en_US |