Show simple item record

dc.contributor.authorMADINAH, Aisah Puti
dc.date.accessioned2025-07-14T03:52:14Z
dc.date.available2025-07-14T03:52:14Z
dc.date.issued2025-01-09
dc.identifier.nim211610101097en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127320
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 14 Juli 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractKesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang tak kalah penting untuk dijaga. Hampir setengah populasi dunia mengalami penyakit gigi dan mulut salah satunya karies atau gigi berlubang. Di Indonesia, prevalensi karies sebesar 88,8% di seluruh kategori usia. Menurut sebuah penelitian, pada kelompok umur di bawah 18 tahun memiliki nilai prevalensi karies yang tinggi yaitu 80-90%. Rentang usia tersebut disebut dengan remaja. Pada masa tersebut, terjadi suatu hal yang menarik yang terjadi karena perubahan dari kanak-kanak menuju kedewasaan. Segala hal bersifat tidak stabil, termasuk dengan kesehatan remaja yang rentan terkena penyakit gigi dan mulut yaitu karies. Karies dengan tingkat keparahan yang tinggi, umumnya disertai dengan rasa sakit atau nyeri. Kondisi tersebut terjadi karena rangsangan dari dentin yang terbuka dan kemudian disalurkan hingga ke otak dan direspon sebagai rasa sakit. Rasa sakit merupakan respon fisiologik yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman hingga menyebabkan stres. Stres merupakan suatu emosi yang normal dirasakan oleh setiap manusia. Stres dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu stres ringan, stres sedang, dan stres berat. Stres berat yang diabaikan akan berdampak pada timbulnya rasa depresi. Terlebih pada remaja, yang memiliki fase perubahan yang tidak stabil dalam segala hal aspek, termasuk emosi. Remaja dikatakan lebih sering merasa marah daripada kelompok dewasa. Hal tersebut terjadi akibat perubahan emosi yang fluktuatif dan signifikan. Stres yang tidak dimanajemen dengan baik akan menyebabkan remaja mudah merasa marah, lelah, menangis, sulit tidur, hingga berdampak pada bidang akademiknya seperti penurunan nilai atau prestasi dan bahkan sering tidak masuk sekolah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross-sectional pada 388 responden yang terdiri dari siswa kelas IX SMP atau sederajat di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Data yang dihasilkan merupakan data pemeriksaan DMF-T dan kuesioner stres dengan indeks PSS-10 dan dianalisis dan diuji menggunakan uji korelasi Spearman menggunakan software SPSS. Hasil penelitian adalah status karies pada populasi remaja SMP sederajat di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember bernilai 3,9 yang termasuk dalam kategori sedang. Sementara tingkat stres pada remaja tersebut mayoritas berada pada kategori sedang. Analisis data hubungan yang diperoleh adalah hubungan yang tidak signifikan antara status karies dan tingkat stres remaja SMP sederajat di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Hal tersebut diduga karena limitasi pemeriksaan DMF-T yang hanya menggambarkan pengalaman karies seseorang tanpa mengetahui tingkat keparahannya yang menimbulkan rasa sakit. Selain itu, stres merupakan kejadian multifaktorial. Terlebih pada masa remaja yang dikenal dengan masa “storm and stress” akibat pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi secara signifikan dan bersamaan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Gigien_US
dc.subjectKariesen_US
dc.subjectStressen_US
dc.subjectRemajaen_US
dc.subjectKesehatan gigi dan Muluten_US
dc.titleHubungan Karies dan Tingkat Stres pada Remaja SMP Sederajat di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jemberen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Dokter Gigien_US
dc.identifier.pembimbing1drg.Kiswaluyo M.Kesen_US
dc.identifier.pembimbing2drg.Elyda Akhya Afida Misrohmasari, MIPHen_US
dc.identifier.validatorHasyimen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record