dc.description.abstract | Pertumbuhan sel yang abnormal dapat menimbulkan kanker payudara. Sel
kanker akan terbentuk di jaringan payudara seperti kelenjar lobulus. Salah satu
pengobatan kanker payudara adalah kemoterapi. Kemoterapi merupakan metode
pengobatan dengan membunuh atau mengendalikan sel kanker. Namun,
pengobatan ini dapat menimbulkan berbagai efek samping baik secara fisik maupun
psikologis. Efek samping yang ditimbulkan dari kemoterapi dapat mempengaruhi
citra tubuh seseorang. Hal ini mengakibatkan pasien yang menjalani kemoterapi
takut untuk bertemu orang lain, sehingga pasien akan menghindar dari kegiatan
sosial bahkan dapat terjadi isolasi sosial pada pasien. Hal ini menjadi penting,
dimana interaksi sosial pasien diperlukan untuk terus meningkatkan kualitas
hidupnya. Maka diperlukan identifikasi terkait faktor psikososial yang
mempengaruhi interaksi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor
psikososial yang mempengaruhi interaksi sosial pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Tk.III Baladhika Husada.
Metode penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Penentuan sampel dilakukan dengan simple random
sampling, dimana penelitian ini membutuh 98 responden. Penelitian ini dilakukan
di Rumah Sakit Tk.III Baladhika Husada dengan menggunakan beberapa kuesioner
seperti Breat Cancer Awareness Measure (BCAM), Clients of Motivation
Treatment Scale (CMOTS), The Coping Scale; Depression, Anxiety and Stress
Scale-21 (DASS-21), Spirtual Well-Being Scale (SWBS) dan Multidemensional
Scale of Perceived Social Support (MSPSS).
Hasil dari penelitian didapatkan bahwa dari 98 responden lebih banyak
berusia 46-55 tahun sejumlah 35 responden (35,7%), telah menjalani kemoterapi
sebanyak 3 kunjungan sejumlah 24 responden (24,5%), pendidikan terakhir SD
sejumlah 41 (41,8%), berstatus menikah sejumlah 83 responden (84,7%) responden
tidak bekerja sebanyak 56 responden (67,3%) dan responden yang menggunakan jaminan kesehatan untuk pengobatan sebanyak 98 responden (100%). Responden
memiliki pengetahuan sedang sebanyak 50 responden (51%), motivasi tinggi
sebanyak 70 responden (71,4%), koping sedang sebanyak 55responden (56,1%),
distress sedang sebanyak 54 responden (55,1%), spiritual tinggi sebanyak 75
responden (76,55) dan dukungan sosial tinggi sebanyak 77 responden (78,6%).
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda terdapat dua variabel yang
berpengaruh pada interaksi sosial yaitu variabel pengetahuan p=0,000 dan variabel
distres p = 0,000.
Pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi faktor psikososial
penting untuk diperhatikan. Hal ini karena pengetahuan berpengaruh
padapemahaman penyakit yang dapat menentukan kekhawatiran pasien serta
berdampak pada interaksi sosialnya. Distres berpengaruh karena pasien yang
mengalami distres cenderung menarik diri dan tidak aktif dalam kegiatan sosial.
Sehingga, dengan adanya pengetahuan yang baik dan tingkat distres yang normal
dapat meningkatkan interaksi sosial pasien kanker payudara.
Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan distres memiliki pengaruh
terhadap interaksi sosial pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di
Rumah Sakit Tk.III Baladhika Husada. Diharap tenagag kesehatan dapat
memperhatikan faktor psikososial pasien untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
selama menjalani pengobatan kemoterapi. | en_US |