dc.description.abstract | Tempe adalah makanan tradisional Indonesia yang banyak diminati karena
kaya akan kandungan gizi. Tingginya permintaan akan produksi tempe membuat
pabrik harus memastikan kelancaran rantai pasokan bahan baku. Salah satu faktor
kunci dalam manajemen rantai pasokan bahan baku adalah pemilihan supplier.
Dalam proses pemilihan supplier perlu dipertimbangan berbagai faktor atau kriteria
karena setiap supplier memiliki karakteristik berbeda baik dari segi harga, kualitas,
pengiriman, maupun pelayanan. Hal inilah yang menjadi masalah bagi Pabrik
Tempe Bunda Jember untuk melakukan pemilihan supplier kedelai. Proses
pemilihan supplier dapat diselesaikan dengan sistem pendukung keputusan
multikriteria yaitu Multi Criteria Decision Analysis (MCDA). Dua metode MCDA
adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Simple Additive Weighting
(SAW).
AHP adalah metode dengan konsep menguraikan masalah kompleks menjadi
bentuk hierarki. Kelebihan AHP adalah konsistensi dalam pembobotannya, namun
perhitungan AHP akan semakin kompleks seiring dengan meningkatnya jumlah
kriteria dan alternatif yang digunakan. Sementara SAW merupakan metode
penjumlahan berbobot sederhana yang digunakan untuk melakukan perangkingan
alternatif, namun metode SAW lemah dalam menangani ketidakpastian dan
ketergantungan antar kriteria. Pada penelitian ini, kedua metode tersebut
dikombinasikan dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan masing-masing
metode dan memperoleh hasil yang lebih objektif dalam proses pemilihan supplier.
AHP digunakan untuk menghitung bobot kriteria, kemudian SAW digunakan untuk
melakukan perangkingan alternatif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara secara langsung di
Pabrik Tempe Bunda Jember. Data yang diambil merupakan data primer berupa
data 4 kriteria dan 6 alternatif. Kriteria tersebut meliputi kualitas, harga, ketepatan
pengiriman, dan pelayanan. Sementara alternatif yang digunakan meliputi supplier
A, B, C, D, E, dan F. Permasalahan pada penelitian ini diselesaikan dengan
menggunakan bantuan Google Colaboratory berbasis bahasa pemrograman
Python, langkah penyelesaian dibagi menjadi dua tahap. Pertama, metode AHP
untuk menghitung nilai bobot kriteria, kemudian SAW digunakan untuk melakukan
perangkingan alternatif.
Hasil perhitungan nilai bobot kriteria dari yang tertinggi hingga terendah
yaitu kualitas, harga, ketepatan pengiriman, dan pelayanan dengan bobot masingmasing adalah 0,56777; 0,25928; 0,11944; 0,0523. Berdasarkan perhitungan,
kualitas adalah kriteria yang paling penting dalam proses pemilihan supplier karena
memiliki nilai bobot terbesar. Sementara hasil perangkingan pemilihan supplier
kedelai dari peringkat tertinggi ke terendah yaitu supplier D, C, E, F, A, dan B
dengan bobot masing-masing secara berturut-turut sebesar 0,935; 0,808; 0,694;
0,671; 0,461; dan 0,445. Berdasarkan hasil perhitungan, maka supplier D adalah
supplier yang direkomendasikan sebagai supplier utama di Pabrik Tempe Bunda
Jember karena memenuhi 4 kriteria pemilihan supplier yang meliputi kualitas,
harga, ketepatan pengiriman, dan pelayanan. Sementara itu, supplier B berada di
peringkat terendah. | en_US |