PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN METAKOGNISI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA
Abstract
Metakognisi merupakan kemampuan untuk mengetahui proses berpikir siswa dan bagaimana siswa memantau dan mengatur pikiran mereka ketika memecahkan masalah matematika. Metakognisi akan memudahkan siswa untuk menyadari proses berpikir mereka ketika memecahkan masalah dan mengatur
usaha pemecahan masalah. Seperti aspek-aspek yang telah dikelompokkan Bloom, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik, aspek metakognisi juga sangat penting dalam pembelajaran matematika. Sehingga perlu
dinilai untuk mengukur sejauh mana siswa sadar terhadap tahapan-tahapan berpikirnya ketika memecahkan masalah. Oleh karena itu, diperlukan adanya acuan untuk mengembangkan perangkat penilaian metakognisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui bagaimana proses pengembangan instrumen penilaian metakognisi dan (2) mengetahui hasil pengembangan instrumen penilaian metakognisi siswa SMP dalam memecahkan masalah matematika. Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menilai proses berpikir siswa, sehingga dapat mengetahui sejauh mana siswa memantau dan mengontrol tahapan-tahapan berpikir siswa.
Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti prosedur pengembangan yang fase-fasenya telah dimodifikasi oleh Plomp, yang teridiri atas lima fase, yakni (a) fase investigasi awal; (b) fase desain, yaitu membuat kisi-kisi instrumen penilaian metakognisi. Pembuatan kisi-kisi instrumen penilaian bersumber dari Self Monitoring Questionaire yang dibuat oleh Goos et al. yang kemudian dikembangkan lagi dari beberapa item yang sudah ada berdasarkan teori pemecahan masalah yang telah dikembangkan oleh Schoenfeld dan Artzt; (c) fase realisasi, yaitu menentukan 25 pernyataan yang mengungkapkan kemampuan metakognisi siswa; (d) fase tes, evaluasi, dan revisi, meliputi memvalidasi instrumen dan (e) fase implementasi, yaitu melakukan kesimpulan. Proses
pengembangan pada tiga fase utama menghasilkan Instrumen Penilaian Metakognisi Siswa awal. Sedangkan proses pengembangan pada fase keempat adalah melakukan validasi dan uji coba untuk menghasilkan instrumen penilaian
metakognisi siswa dalam memecahkan masalah matematika yang valid, reliabel, dan praktis. Validasi bahasa dan konstruk dilakukan oleh 2 orang ahli. Seorang ahli dalam bidang logika matematika untuk memvalidasi item pernyataan dalam
hal kesesuaian bahasa dalam memecahkan masalah dan seorang ahli dalam
bidang kognisi dan metakognisi, yang sedang mendalami bidang ini. Kedua ahli tersebut dipilih untuk memperkuat validitas tiap item pernyataan pada instrumen. Setelah melakukan uji validasi kepada ahli, dilakukan kembali uji coba instrumen ke lapangan untuk mengetahui reliabititas dan kepraktisan instrumen. Uji coba dilaksanakan di 6 sekolah se kecamatan kota Jember, yaitu SMPN 1, SMPN 3,
SMPN 5, SMPN 7, SMPN 11, dan SMPN 12 yang telah dibagi menurut hasil UN. Proses pengembangan pada fase kelima yaitu penarikan kesimpulan dari fase sebelumnya, yaitu diperoleh instrumen yang diinginkan berupa 25 item
pernyataan yang mencerminkan proses berpikir siswa sebelum, selama, dan sesudah memecahkan masalah serta penggunaan cara/strategi dalam memecahkan masalah.
Validitas instrumen penilaian dari masing-masing item pernyataan telah memenuhi validitas yaitu lebih dari rtabel 0,138. Selain itu, instrumen penilaian ini juga memenuhi kriteria reliabilitas, yaitu memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,867 yang berarti bahwa instrumen penilaian metakognisi ini dapat dipercaya. Sedangkan kriteria kepraktisannya sebesar 83,33% yang berarti bahwa instrumen ini dikatakan praktis.