Show simple item record

dc.contributor.authorYULIANA, Hesti Syahwa
dc.date.accessioned2025-07-08T06:25:14Z
dc.date.available2025-07-08T06:25:14Z
dc.date.issued2025-01-13
dc.identifier.nim211610101062en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127240
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 8 Juli 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractSemakin bertambahnya usia membuat seseorang rentan terhadap penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif adalah penyakit yang disebabkan oleh penurunan aktivitas tubuh, gaya hidup, dan pola makan. Salah satu jenis penyakit degeneratif adalah hipertensi. Hipertensi adalah jenis penyakit degeneratif yang ditandai dengan terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik dan atau diastolik yang melebihi tekanan darah normal. Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan pola makan. Pola makan yang tidak seimbang seperti makanan yang tinggi lemak, garam, karbohidrat, kolesterol, kalori, dan rendah serat dapat berisiko terhadap terjadinya hipertensi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara pola makan terhadap risiko terjadinya penyakit hipertensi. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Variabel bebas dari penelitian ini adalah pola makan, variabel terikat adalah penyakit hipertensi. Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dari hasil pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter merk tensione dan pengisian kuesioner FFQ. Data dianalisis dengan diawali uji validitas dan reliabilitas dan dilanjutkan dengan uji mann whitney untuk mengetahui perbedaan pola makan antara perkotaan dan pesisir serta uji chi-square untuk mengetahui hubungan pola makan terhadap risiko terjadinya penyakit hipertensi pada masyarakat pralansia – lansia yang tinggal pesisir dan perkotaan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pola makan masyarakat perkotaan dan pesisir dari hasil uji mann-whitney (pvalue<0,05). Untuk melihat hubungan antara pola makan dengan terjadinya penyakit hipertensi dilakukan analisis data dengan uji chi-square apabila pvalue<0,05, artinya terdapat hubungan signifikan antara jenis makanan terhadap terjadinya penyakit hipertensi. Jenis makanan yang memiliki hubungan signifikan dengan terjadinya penyakit hipertensi pada masyarakat pralansia dan lansia perkotaan adalah mie (RR=1,640), telur ayam (RR=3,436), jeroan (RR=2,571), fastfood (RR=3,360), dan gorengan (RR=5,072). Pada masyarakat pralansia-lansia daerah pesisir jenis makanan yang memiliki hubungan yang signifikan dengan terjadinya penyakit hipertensi adalah telur ayam (RR=1,829), ikan laut (RR=0,503), susu (RR=0,430), sayur bersantan (RR=1,667), dan buah-buahan (RR=0,535). Dari nilai RR dapat dilihat apabila >1 artinya apabila mengonsumsi jenis makanan tersebut sering maka memiliki risiko sebesar (RR) kali terhadap terjadinya hipertensi dibandingkan seseorang yang jarang mengonsumsinya. Namun, apabila nilai RR<1 artinya jenis makanan tersebut protektif atau apabila semakin sering jenis makanan tersebut dikonsumsi maka risiko terhadap terjadinya hipertensi semakin rendah dibandingkan seseorang yang jarang mengonsumsinya. Perbedaan pola makan antara pesisir dan perkotaan dapat dilihat pada jenis makanan daging sapi, jeroan, fastfood, dan buah–buahan. Perkotaan lebih sering mengonsumsi jenis makanan tersebut dibandingkan pesisir. Jenis makanan yang berbeda signifikan antara masyarakat perkotaan dan pesisir juga memiliki hubungan terhadap terjadinya hipertensi yaitu jeroan, fastfood, dan buah-buahan. Jenis makanan yang berisiko terhadap terjadinya penyakit hipertensi adalah mie, telur ayam, jeroan, fastfood, gorengan, dan sayur bersantan. Dari keenam jenis makanan tersebut yang memiliki risiko tinggi terhadap terjadinya hipertensi adalah gorengan. Mie dan fastfood dapat berisiko terhadap terjadinya penyakit hipertensi karena memiliki kandungan natrium yang tinggi. Telur ayam, jeroan, gorengan, dan sayur bersantan mengandung lemak yang tinggi sehingga dapat berisiko terhadap hipertensi. Jenis makanan yang protektif apabila semakin sering dikonsumsi memiliki risiko rendah terhadap terjadinya hipertensi adalah susu, ikan, dan buahbuahan. Susu mengandung kalsium yang dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi. Ikan dapat mencegah terjadinya hipertensi karena memiliki kandungan asam lemak omega 3. Buah-buahan merupakan jenis makanan sumber serat yang dapat mencegah terjadinya hipertensi karena memiliki kandungan kalium.en_US
dc.description.sponsorshipDPU: Prof. drg. Dwi Prijatmoko, Ph.D DPA: Dr. drg. Suhartini, M.Biotechen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Gigien_US
dc.subjectPola Makanen_US
dc.subjectPralansiaen_US
dc.subjectLansiaen_US
dc.subjectPesisiren_US
dc.subjectHipertensien_US
dc.titleDeteksi Dini Risiko Penyakit Hipertensi Melalui Pendekatan Pola Makan pada Pralansia-Lansia Yang Tinggal di Pesisir dan Perkotaan Kabupaten Jemberen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiKedokteran Gigien_US
dc.identifier.pembimbing1Prof. drg. Dwi Prijatmoko, Ph.Den_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. drg. Suhartini, M.Biotechen_US
dc.identifier.validatorrevaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record