Studi Kelayakan Filamen PETG dengan Teknik FDM 3D Printing untuk Produk Selongsong Gas

Abstract

Selongsong gas adalah komponen penting dalam sepeda motor yang berfungsi menghubungkan kabel gas dengan throttle body atau karburator untuk mengatur akselerasi dan kecepatan kendaraan. Ketersediaan suku cadang selongsong gas pada sepeda motor Hyosung Cruise II 125 tahun 2001 sudah tidak lagi tersedia karena penghentian produksi. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan filamen PETG (Polyethylene Terephthalate Glycol) sebagai bahan baku dalam produksi selongsong gas sepeda motor menggunakan teknologi pencetakan 3D dengan metode Fused Deposition Modeling (FDM) sebagai alternatif produk. Pemilihan filamen PETG didasarkan pada sifatnya yang memiliki kekuatan mekanis tinggi, tahan terhadap panas, serta stabilitas termal yang baik.. Fokus utama penelitian adalah menganalisis kekuatan tarik material dengan memvariasikan parameter pencetakan seperti infill pattern, nozzle temperature, layer height. Pengujian dilakukan menggunakan standar ASTM D638 untuk mengukur kekuatan mekanis spesimen yaitu kekuatan tarik. Hasil menunjukkan kekuatan tarik terendah 28,64 MPa dan tertinggi sebesar 43,5 MPa dicapai dengan parameter infill pattern line, nozzle temperature 250°C, dan layer height 0,1 mm. Parameter layer height memiliki pengaruh paling signifikan terhadap kekuatan material, diikuti oleh nozzle temperature dan infill pattern. Pengujian mikro menunjukkan bahwa spesimen dengan kekuatan tertinggi memiliki struktur yang lebih padat dengan porositas minim. Analisis biaya produksi menunjukkan bahwa pembuatan selongsong gas menggunakan filamen PETG dengan metode pencetakan 3D printing membutuhkan biaya Rp28.655,37 per produknya. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa proses manufaktur 3D printing menggunakan filamen PETG dengan parameter penelitian yang digunakan dapat menjadi alternatif yang layak untuk memproduksi selongsong gas sepeda motor, baik dari segi kekuatan mekanis maupun efisiensi biaya.