Show simple item record

dc.contributor.authorMahesa Kale
dc.date.accessioned2013-12-24T08:23:44Z
dc.date.available2013-12-24T08:23:44Z
dc.date.issued2013-12-24
dc.identifier.nimNIM080210102026
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12657
dc.description.abstractProses pembelajaran fisika bukan hanya memahami konsep-konsep fisika, tetapi juga mengajar siswa berpikir konstruktif melalui fisika sebagai keterampilan proses sains (KPS) sehingga pemahaman siswa terhadap hakikat fisika menjadi utuh, baik sebagai proses maupun sebagai produk. Hakikat belajar sains tidak cukup sekedar mengingat dan memahami konsep yang ditemukan oleh ilmuwan, tetapi yang sangat penting adalah pembiasaan perilaku ilmuwan dalam menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan dan penelitian ilmiah. Dengan demikian, pembelajaran fisika (sains) tidak boleh lagi hanya mengarah pada pemberian konsep semata, tetapi juga harus ada keterampilan dan sikap atau dengan kata lain pembelajaran fisika tidak berupa produk fisika melainkan mengarah pada proses fisika. Untuk itu, pembelajaran fisika tidak semata-mata mengajarkan konsep-konsep, tetapi yang lebih penting adalah keterkaitan konsep-konsep tadi dengan kenyataan keseharian kehidupan siswa. Salah satu model yang mendukung adalah dengan menggunakan ketrampilan proses sains dengan menggunakan model TPS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan ketrampilan proses sains dengan model TPS dan kelas kontrol dengan menggunakan model konvensional serta mendeskripsikan ketrampilan proses sains siswa dalam pembelajaran fisika setelah menggunakan model TPS, dan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model TPS. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan tempat penelitian ditentukan menggunakan cara purposive sampling area. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kencong. Responden penelitian ditentukan setelah dilakukan uji homogenitas. Penentuan sampel penelitian dengan cluster random sampling. Rancangan penelitian menggunakan control group pre-test post-test. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, penilaian unjuk kerja, tes, dan wawancara. Analisis data menggunakan analisis t dan menggunakan presentase skor ketrampilan proses sains. Hasil dari penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan ketrampilan proses sains dengan model TPS dan yang menggunakan model konvensional dengan cara menganalisis dari selisih nilai pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol dengan menggunakan uji t pada SPSS 16, yaitu Independent Samples Test.. Analisa data yang digunakan untuk mendeskripsikan ketrampilan proses sains siswa setelah penerapan model pembelajaran think pair share berdasarkan hasil penilaian jawaban pada Lembar kerja Siswa (LKS) Aspek ketrampilan proses sains yang diukur adalah merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variable, mencatat hasil pengamatan, menganalisis data, dan menyimpulkan. Persentase ketrampilan proses sains siswa tiap pertemuan berturut-turut adalah 88,02%, 90,28%, dan 89,24%. Sedangkan persentase ketrampilan proses sains siswa secara keseluruhan adalah 88,56, dan termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) ada perbedaan signifikan hasil belajar siswa antara menggunakan pendekatan ketrampilan proses sains dengan model konvensional, (2) Ketrampilan proses sains siswa dalam pembelajaran fisika setelah menggunakan ketrampilan proses sains termasuk dalam kategori baiken_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080210102026;
dc.subjectModel Think Pair Shareen_US
dc.titlePenerapan Pendekatan Ketrampilan Proses Sains melalui Model Think Pair Share pada Pembelajaran Fisika di SMAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record