ANALISIS POLA KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER
Abstract
Penelitian dengan judul Analisis Pola Kemitraan terhadap Pendapatan Usahatani
Tembakau Besuki
Na Oogst di Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui pola kemitraan, faktor-faktor yang mendorong
berkembangnya pola kemitraan, efisiensi penggunaan biaya pada usahatani tembakau,
pendapatan petani, dan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap tingkat pendapatan
petani tembakau Besuki
Na Oogst yang bermitra dengan PT. Gading Mas Indonesian
Tobacco (PT. GMIT).
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2007, sebagai objeknya adalah petani
mitra tembakau Besuki
Na Oogstdi Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember sebanyak 30
responden. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara langsung dengan petani. Hasil wawancara tersebut diperoleh data primer.
Untuk mendukung data primer juga digunakan data sekunder yang diperoleh dari
berbagai literatur maupun instansi. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis
linier berganda. Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik
yaitu uji t dan uji F.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pola kemitraan antara petani tembakau Besuki
Na Oogst dengan PT. GMIT adalah pola kemitraan Kerjasama Operasional Agribisnis
(KOA). Faktor-faktor yang menjadi pendorong kemitraan antara lain adanya jaminan
pasar, adanya jaminan modal, keterbukaan pihak pengusaha, adanya bimbingan teknis
budidaya, adanya bimbingan teknis pasca panen, adanya keterlibatan pemerintah,
ketersediaan pupuk, anjuran penanaman varietas tertentu, dan penanggungan resiko. Nilai
R/C ratio usaha tani tembakau Besuki
Na Oogst sebesar 1,31 berarti usahatani tembakau
Besuki
Na Oogst di Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember efisien dan layak untuk
dikembangkan. Rata-rata pendapatan petani tembakau Besuki
Na Oogst yang bermitra
dengan PT. GMIT di Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember sebesar Rp. 46.033.869,00
per Ha dengan rata-rata keuntungan Rp. 22.220.466,00 per Ha. Hasil analisis
menunjukkan bahwa secara bersama-sama faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap
pendapatan petani adalah luas lahan, biaya produksi, jumlah produk, dan harga jual
tembakau. Faktor-faktor yang berpengaruh tidak nyata terhadap pendapatan petani adalah
umur petani, pendidikan petani, dan lama petani bermitra