dc.contributor.author | ALIFIYA, Devinda Syahada | |
dc.date.accessioned | 2025-05-01T07:25:16Z | |
dc.date.available | 2025-05-01T07:25:16Z | |
dc.date.issued | 2023-08-01 | |
dc.identifier.nim | 192110101018 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/126142 | |
dc.description | Finalisasi oleh Taufik Tgl 1 Mei 2025 | en_US |
dc.description.abstract | Kesehatan merupakan aset berharga suatu negara dan manusia dalam menjalani kehidupan. Setiap manusia berhak memiliki kesehatan sebagai suatu upaya dalam meningkatkan pembangunan negara. Seseorang yang mengalami kesakitan mencari berbagai upaya untuk mencapai kesembuhan, seperti melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan. Masyarakat memiliki beberapa alternatif lain dalam upaya mencapai kesembuhan dari penyakitnya. Masyarakat akan beralih ke pengobatan tradisional karena dianggap biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah serta kepercayaan masyarakat mendapat kesembuhan saat mengetahui pengalaman orang lain yang memperoleh pengobatan serupa. Terapi berendam air laut merupakan salah satu pengobatan alternatif yang dipilih sebagian masyarakat sebagai upaya untuk menjaga sehat dan sembuh dari sakit. Masyarakat sekitar Probolinggo biasanya mengenal terapi ini sebagai terapi kumkum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku terapi kumkum dalam upaya mencapai kesembuhan di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Kota Probolinggo.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat yang telah rutin melakukan terapi kumkum di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Kota Probolinggo dengan jumlah informan utama sejumlah 9 orang yang ditentukan menggunakan purposive sampling. Beberapa hal yang diteliti, antara lain faktor modifikasi, faktor kepercayaan individu (persepsi kerentanan, persepsi ancaman, persepsi manfaat, dan efikasi diri), serta faktor tindakan. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Data informan divalidasi melalui triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Penelitian ini telah mendapatkan izin etik dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember dengan dibuktikan terbitnya sertifikat layak etik No.370/KEPK/FKM-UNEJ/III/2023.
Hasil yang diperoleh adalah karakteristik informan utama dalam penelitian ini mayoritas berusia 40-63 tahun. Sejumlah 5 informan berjenis kelamin laki-laki, dan 4 informan berjenis kelamin perempuan. Mayoritas informan dalam penelitian ini bersuku Jawa, terdapat 1 informan yaitu IU2 yang berasal dari suku Madura. Pekerjaan informan utama berbeda-beda, namun mayoritas bekerja sebagai pengusaha. Status pendidikan informan utama mayoritas telah lulus tingkat SMA. Sebagian besar informan merasa senang jika saat berendam di air laut mereka saling berinteraksi dengan sesama. Namun IU7 cenderung lebih menutup diri ketika sedang melakukan terapi kumkum. Informan dalam penelitian ini memiliki tingkat ekonomi mampu. Pada saat terapi kumkum, mayoritas informan merasakan peer group support karena bertemu teman yang juga melakukan terapi kumkum. Seluruh informan utama mengganggap bahwa lokasi terapi kumkum strategis dan mudah dijangkau. Sebagian besar informan merasa rentan terhadap suatu penyakit. Informan-informan tersebut menganggap bahwa kerentanan merupakan suatu ancaman bagi dirinya menjadi lebih parah jika tidak melakukan terapi kumkum. Seluruh informan merasakan manfaat setelah melakukan terapi kumkum dan memiliki keyakinan terhadap perilaku terapi kumkum sehingga rutin melakukan terapi kumkum. Pada aspek tindakan, seluruh informan dalam penelitian ini melakukan terapi kumkum karena memperoleh isyarat eksternal yaitu mendapat dukungan dari keluarga.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yaitu masyarakat yang melakukan terapi kumkum diharapkan dapat menggali informasi mengenai terapi kumkum agar upaya penyembuhan yang dilakukan maksimal. Bagi kerabat yang menemani anggota keluarganya terutama yang mengalami kesulitan dalam berjalan atau telah lanjut usia diharapkan dapat mengawasi keluarganya tersebut saat terapi kumkum. Pengelola terapi kumkum diharapkan mampu menjamin keamanan masyarakat yang melakukan terapi kumkum dengan keberadaan tim SAR untuk berjaga di area terapi kumkum. Dinas Kesehatan diharapkan dapat memberikan himbauan kepada masyarakat supaya lebih memperhatikan keamanan ketika melakukan terapi kumkum melalui media edukasi kesehatan terutama sosial media. Peneliti selanjutnya diharap dapat melakukan penelitian secara kuantitatif terkait hubungan faktor modifikasi yang mempengaruhi persepsi kerentanan, persepsi ancaman, persepsi manfaat, efikasi diri, dan tindakan dalam perilaku terapi kumkum sebagai upaya mencapai kesembuhan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas Jember diharap dapat melaksanakan program pengabdian masyarakat mengenai pelayanan kesehatan tradisional. | en_US |
dc.description.sponsorship | Mury Ririanty, S.KM., M.Kes. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Kesehatan Masyarakat | en_US |
dc.subject | TERAPI KUMKUM | en_US |
dc.subject | PANTAI MAYANGAN | en_US |
dc.title | Perilaku Terapi Kumkum dalam Upaya Mencapai Kesembuhan di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Kota Probolinggo | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Kesehatan Masyarakat | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Mury Ririanty, S.KM., M.Kes. | en_US |
dc.identifier.validator | Taufik | en_US |
dc.identifier.finalization | Taufik | en_US |