dc.contributor.author | NABILA, Ichda Naila | |
dc.date.accessioned | 2025-03-11T03:25:37Z | |
dc.date.available | 2025-03-11T03:25:37Z | |
dc.date.issued | 2024-06-25 | |
dc.identifier.nim | 202110101063 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/125695 | |
dc.description | Finalisasi unggah file repositori tanggal 11 Maret 2025_Kurnadi | en_US |
dc.description.abstract | Salah satu aspek pertama dari resiliensi adalah regulasi emosi yang merupakan cara individu dalam mengatur emosi yang seharusnya diekspresikan ketika menghadapi suatu situasi tertentu. Adanya kemampuan regulasi emosi yang baik akan membantu ODHA untuk membentuk resiliensi dalam menghadapi tiga tantangan utama yakni mengatasi kondisi fisik dan stigma yang muncul, kemungkinan waktu yang terbatas, serta mengembangkan strategi untuk menyeimbangkan kondisi fisik dan emosi. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa ODHA seringkali merasa tidak bisa menerima dirinya sendiri saat mengetahui terinfeksi HIV/AIDS. Selain itu, ODHA memilih untuk menutup diri dengan menyembunyikan statusnya karena adanya stigma dan diskriminasi dari masyarakat sekitarnya. Berdasarkan uraian dan persoalan tersebut, ODHA perlu memiliki kemampuan regulasi emosi untuk mengelola emosi dengan tepat. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai regulasi emosi pada ODHA di KDS Pelangi Jember menggunakan teori the process model of emotion regulation.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang dilakukan di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Pelangi Jember mulai Januari hingga Mei 2024. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam pada 1 informan kunci, 8 informan utama, dan 5 informan tambahan yang diolah dengan menggunakan triangulasi sumber. Selain itu, juga dilakukan triangulasi teknik melalui Focused Group Discussion (FGD) yang dilakukan pada pendamping sebaya. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan thematic content analysis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi regulasi emosi ODHA adalah penerimaan dari lingkungan sekitar yang dapat membangun emosi positif pada diri ODHA. Dalam hal tersebut, interaksi dan dukungan dari orang terdekat menjadi pengalaman yang membangun semangat ODHA. Penerapan pola asuh otoriter dan permisif memunculkan gangguan emosi yang menyebabkan ODHA menarik diri dari lingkungan sosial yang berdampak pada pengobatan HIV/AIDS. Berbagai emosi muncul ketika menerima diagnosis, stigma, dan diskriminasi dapat memunculkan trauma pada ODHA. Pada faktor jenis kelamin, laki-laki cenderung menunjukkan sisi maskulin sedangkan perempuan cenderung menunjukkan sisi feminim dalam mengekspresikan emosinya. Pada usia dewasa awal, ODHA akan mengarah pada pembentukan hubungan yang berisiko menularkan HIV/AIDS sedangkan pada usia dewasa ODHA meningkatkan religiusitas melalui beribadah. Perubahan jasmani turut memberikan pengaruh terhadap psikologis ODHA karena terjadi penurunan produktivitas. Selain itu, perubahan pandangan luar menyebabkan ODHA lebih nyaman ketika statusnya tidak diketahui orang lain. Pada strategi situation selection dan situation modification informan berusaha untuk mencari lingkungan yang nyaman bagi mereka. Pada strategi attentional deployment rata- rata informan menerapkan metode distraksi, dan sebagian kecil lainnya menggunakan metode pengalihan secara fisik dan konsentrasi. Pada strategi cognitive change mayoritas informan menggunakan pengambilan perspektif dan menilai kembali respon emosional. Pada strategi response modulation sebagian besar informan mengubah kecenderungan emosi dengan melakukan hal negatif meliputi konsumsi kopi, rokok, alkohol, melakukan hubungan sesama jenis sedangkan sebagian kecil informan mengubah kecenderungan emosi dengan meningkatkan religiusitas yang ditunjukkan dengan melakukan ibadah.
Bagi ODHA dengan pasangan serodiskordan diharapkan menerapkan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS sehingga tidak menularkan kepada orang lain. Begitupula bagi KDS Pelangi Jember diharapkan dapat menyajikan informasi mengenai perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS sehingga dapat mengurangi risiko penyebaran HIV/AIDS. Bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti mengenai pengaruh atau hubungan antara faktor yang mempengaruhi regulasi emosi dan regulasi emosi menggunakan desain penelitian kuantitatif. | en_US |
dc.description.sponsorship | DPU: Dr. Dewi Rokhmah, S.KM., M.Kes.
DPA: Iken Nafikadini, S.KM., M.Kes. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Kesehatan Masyarakat | en_US |
dc.subject | Regulasi Emosi | en_US |
dc.subject | Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) | en_US |
dc.subject | Sebaya Pelangi Jember | en_US |
dc.title | Regulasi Emosi pada Orang dengan HIV/AIDS (Studi Kasus di Kelompok Dukungan Sebaya Pelangi Jember) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Kesehatan Masyarakat | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Dr. Dewi Rokhmah, S.KM., M.Kes. | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Iken Nafikadini, S.KM., M.Kes. | en_US |
dc.identifier.validator | validasi_repo_ratna_Maret 2025 | en_US |