PENGUKURAN TINGKAT FERMENTASI BEBERAPA KLON KAKAO LINDAK DENGAN TEKNOLOGI DIGITAL SENSOR WARNA
Abstract
Pemerintah berencana untuk memberlakukan SNI Kakao No 2323-2008 secara wajib
sebagai upaya meningkatan mutu biji kakao. Diantara aspek mutu dalam SNI yang
sangat penting adalah tingkat fermentasi yang sempurna. Sampai saat ini, tingkat
fermentasi ditentukan dengan metoda uji belah, yang hanya membandingkan warna
keping biji secara secara visual dan kualitatif. Warna cokelat menunjukkan tingkat
fermentasi yang sempurna dan warna ungu dominan digolongkan sebagai underfermented.
Cara uji yang bersifat subyektif ini sering menimbulkan perselisihan
karena perbedaan persepsi antara pedagang dan petani tentang kualitas biji yang
sedang ditransaksikan. Untuk itu suatu kegiatan penelitian terapan dilakukan untuk
menentukan tingkat fermentasi sempurna dari beberapa klon kakao lindak dengan
teknologi digital menggunakan sensor warna. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimental (percobaan) dengan perlakuan klon
dimana klon ICS 60 mewakili ukuran biji kakao (besar), klon TSH 858 (medium) dan
Sca 12 (kecil). Penelitian ini dilakukan tiga tahapan pengukuran yakni pengukuran
karakteristik sifat fisik biji kakao, karakteristik fermentasi, tingkat fermentasi
sempurna pada beberapa klon kakao lindak yang diteliti. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran biji maka semakin cepat proses fermentasi
berlangsung, proses fermentasi paling cepat terjadi pada Sca 12, diikuti TSH 858 dan
ICS 60. Tingkat fermentasi sempurna dengan menggunakan sensor warna pada
sampel pasta untuk klon Sca 12 adalah 84 jam, klon TSH 858 yakni 102 jam dan
klon ICS 60 yakni 120 jam, sedangkan pada sampel belah untuk klon Sca 12, TSH
858, ICS 60 berturut-turut adalah 48, 72, dan 84 jam. Tingkat fermentasi sempurna
dengan menggunakan penilaian subyektif (uji belah) untuk klon ICS 60 pada lama
fermentasi 108 jam dan TSH 858 pada lama fermentasi 120 jam sedangkan klon Sca
12 pada lama fermentasi 60 jam. Alat sensor warna mampu mengukur tingkat
fermentasi seperti halnya spektrofotometer pada sampel pasta untuk semua klon
dengan persentase error alat maksimal adalah 5,59%. Pada akhirnya, alat ukur ini
diharapkan dapat digunakan sebagai acuan jual beli yang lebih obyektif.
Collections
- MT-Agribusiness [159]