dc.contributor.author | MUSPIKASARI, Anggi | |
dc.date.accessioned | 2025-03-05T07:19:42Z | |
dc.date.available | 2025-03-05T07:19:42Z | |
dc.date.issued | 2024-07-16 | |
dc.identifier.nim | 192110101034 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/125629 | |
dc.description | Finalisasi unggah file repositori tanggal 5 Maret 2025_Kurnadi | en_US |
dc.description.abstract | Anak usia 3-6 tahun (pra-sekolah) berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. WHO menyatakan bahwa pada tahun 2017, sekitar 5-25% dari anak-anak usia pra-sekolah mengalami gangguan emosional. Anak yang memiliki risiko mengalami gangguan perkembangan emosional salah satunya yaitu anak dengan status stunting, karena anak stunting memiliki risiko empat kali lebih besar mengalami gangguan perkembagan emosional. Perkembangan emosional pada masing-masing anak berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu pengasuhan. Pengasuhan tidak hanya dilakukan oleh ibu saja tetapi ayah juga harus ikut serta dalam pengasuhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubunagan keterlibatan ayah dengan perkembangan emosional anak stunting usia 36-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, sampel penelitian sebanyak 106 sepasang ayah dan anak, dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Variabel dependen dalam penelitian ini ialah perkembangan emosional dan variabel independent ialah keterlibatan ayah dalam pengasuhan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dengan kuesioner, kemudian analisis data menggunakan uji koefisien kontingensi. Kaji laik etik penelitian dilakukan pada Komisi Etik Penelitian Kesehatan Masyarakat Universitas Jember dengan nomor etik 474/KEPK/FKM-UNEJ/III/202.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 36-45 tahun, dengan anak usia 49-59 bulan, serta memiliki mata pencaharian sebagai petani. Mayoritas responden memiliki keterlibatan ayah tergolong baik, dengan perkembangan emosional anak tidak berisiko. Berdasarkan hasil uji koefisien kontingensi dengan nilai p-value sebesar 0,001, hal tersebut menunjukkan adanya hubungan antara keterlibatan ayah dengan perkembangan emosional anak usia 36-59 bulan. Sedangkan untuk nilai r didapat sebesar 0,353 maka bisa diartikan bahwa kekuatan hubungan antara keterlibatan ayah dengan perkembangan emosional anak usia 36-59 bulan adalah sedang.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat satu anak stunting yang memiliki risiko gangguan perkembangan emosional dengan tingkat keterlibatan ayah kategori kurang, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pada indikator behavior engagement, ayah tidak pernah terlibat dalam kegiatan atau aktivitas sehari-hari bersama dengan anak, kedua pada indikator responsivity ayah jarang memberikan kasih sayang serta perhatian kepada anak. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat banyak ayah yang memiliki tingkat keterlibatan kategori baik dengan anak stunting yang tidak memiliki risiko gangguan perkembangan emosional. Keterlibatan ayah yang masuk dalam kategori baik memperoleh nilai rata-rata paling tinggi pada indikator responsivity, ayah selalu memberikan kasih sayang, perhatian serta kehangatan kepada anak. Selain itu, nilai rata-rata paling rendah pada indikator harshness, ayah jarang bahkan tidak pernah membentak, memukul, memberikan hukuman kepada anak, namun ayah juga menerapkan sedikit aturan-aturan guna menerapkan kedisiplinan kepada anak.
Saran dari penelitian ini adalah diharapkan Puskesmas Jelbuk berkerjasama dengan BKKBN guna mengadakan SOTH agar orang tua memiliki kesadaran akan pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan karena hal tersebut penting guna perkembangan anak dan membuat aplikasi yang berisi modul-modul atau informasi terkait pola asuh yang baik yang dapat dibaca melalui handphone. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengkaji hubungan terkait keterlibatan keluarga lain dalam pengasuhan, pengatahuan, keterampilan, komitmen, serta sosiodemografi ayah dengan perkambangan emosional anak, serta perkembangan motorik kasar dan halus, bahasa, dan kognitif anak, serta melaksanakan wawancara dengan Kuesioner Masalah Mental Emosional sesuai metode pengukuran yang ada dalam buku Stimulai, Deteksi dan Intervensi Dini Masalah Tumbuh Kembang Anak. | en_US |
dc.description.sponsorship | DPU: Dr. Elok Permatasari, S.KM., M.Kes
DPA: Devi Arine Kusumawardani, S.Keb., M.Kes | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Kesehatan Masyarakat | en_US |
dc.subject | Parental Invesment Theory | en_US |
dc.subject | Perkembangan Emosional | en_US |
dc.subject | Anak Stunting | en_US |
dc.title | Hubungan Keterlibatan Ayah dengan Perkembangan Anak Stunting Usia 36-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Ilmu Kesehatan Masyarakat | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Dr. Elok Permatasari, S.KM., M.Kes | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Devi Arine Kusumawardani, S.Keb., M.Kes | en_US |
dc.identifier.validator | validasi_repo_ratna_Januari 2025 | en_US |