dc.description.abstract | Berdasarkan Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, penduduk
Indonesia mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut sebanyak 56,9% pada
penduduk ≥3 tahun sebanyak 56,9% (SKI, 2023). Pencabutan gigi paling sering
dialami oleh masyarakat Indonesia dan menyebabkan kerusakan pada tulang
alveolar, sehingga tulang alveolar menjadi lebih kecil, tipis, dan mudah fraktur.
Untuk menghindari kerusakan pada tulang alveolar, perlu dilakukan perawatan
alternatif untuk membantu proses perbaikan tulang yaitu dengan material pengganti
tulang berupa bone graft sebagai bahan pengisi tulang.
Bone graft jenis alloplastic graft disubstitusikan pada tulang berupa
scaffold. Scaffold berbentuk struktur tiga dimensi dan berpori yang memandu dan
mempercepat pembentukan jaringan baru. Scaffold berpori dihasilkan dari salah
satu bahan yaitu hidroksiapatit yang dapat memberikan peningkatan struktur
trabekula yang sangat baik. Hidroksiapatit ditemukan di alam berupa gipsum, yang
diambil dari Pegunungan Puger yaitu gipsum Puger. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Naini et al., (2019) gipsum Puger memiliki kandungan kalsium yang
lebih tinggi dibandingkan dengan gipsum komersial, harga yang murah dan mudah
didapat. Namun, Hidroksiapatit Gipsum Puger (HAGP) memiliki sifat biomekanis
yang lemah dan bersifat getas, untuk itu perlu adanya penambahan biopolimer alam
berupa pati singkong.
Pati singkong mampu membantu proses regenerasi tulang dan memperbaiki
sifat mekanis dan porositas yang dimiliki oleh HAGP. Kombinasi scaffold HAGP
dan pati singkong (HAGP+PS) memungkinkan terbentuknya ikatan antar singkong
polimer pati dan HAGP, yang dapat mempengaruhi ukuran pori dan menjadi tempat
proliferasi dan diferensiasi sel osteoblas, serta dapat meningkatkan kekuatan
scaffold melalui mekanisme interlocking. Pati singkong sering dimanfaatkan dalam bidang biomedis karena biaya yang murah, banyak terdapat di alam, sifat hidrasi
yang baik, dan sifat biodegradasi yang tinggi. Meskipun di dalam singkong terdapat
senyawa glikosida sianogenik, namun dapat dilakukan perendaman dengan larutan
NaCl 15% selama 7 jam untuk mengurangi kadar sianida pada singkong hingga
dibawah 40 ppm, yaitu sebesar 22,78 ppm.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan
penelitian the posttest only control group design. Penelitian ini menggunakan
hewan coba tikus wistar dan terdapat 9 kelompok penelitian, yaitu 3 kelompok
kontrol, 3 kelompok perlakuan HAGP, dan 3 kelompok perlakuan HAGP+PS.
Kelompok kontrol hanya dilakukan pencabutan tanpa diberikan bahan scaffold.
Kelompok perlakuan terdiri dari pemberian bahan scaffold HAGP dan scaffold
HAGP+PS. Setiap kelompok penelitian diamati pada hari ke-7, 14 dan 28. Scaffold
diaplikasikan pada soket gigi molar 1 rahang bawah kiri setelah dilakukan
pencabutan dan tikus dirawat sampai hari dikorbankan untuk diambil jaringannya.
Setelah sampel jaringan didapatkan, dilakukan pemrosesan jaringan hingga
menjadi preparat histologi kemudian dilakukan pembacaan luas tulang trabekula
melalui software pengolah gambar Nikkon Image System dengan satuan µm2
.
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistik parametrik dengan
uji Shapiro Wilk dan uji homogenitas Levene. Hasil uji menunjukkan data
beristribusi normal dengan nilai signifikansi >0,05. Namun data tidak menunjukkan
homogenitas yaitu p<0,05, sehingga perlu dilanjutkan dengan uji statistik non
parametrik yaitu Kruskal Wallis, dengan hasil menunjukkan terdapat perbedaan
yang signifikan antar kelompok. Hasil Uji lanjutan PostHoc Mann-Whitney
menunjukkan seluruh kelompok memiliki nilai yang berbeda signifikan, yaitu
p<0,05. Berdasarkan hasil penelitian, kelompok yang memiliki peningkatan luas
tulang trabekula paling tinggi adalah kelompok dengan pemberian kombinasi
scaffold HAGP+PS dengan rata-rata 63196,23 µm2
pada hari ke-28, kelompok
pemberian HAGP yaitu 27889,66 µm2
pada hari ke-28, dan kelompok terendah
adalah kelompok kontrol yaitu 7861,6 µm2
pada hari ke-28. Hasil penelitian ini
sesuai dengan hipotesis yaitu pemberian kombinasi scaffold HAGP+PS dapat
meningkatkan luas tulang trabekula pasca pencabutan gigi tikus wistar. | en_US |