ETOS KERJA PEDAGANG KAKI LIMA (BARANG LOAK) DI SEKITAR JOHAR PLAZA JEMBER
Abstract
Perkembangan Kota Jember sejalan dengan meningkatnya jumlah tenaga
kerja yang tidak tertampung pada sektor formal menyebabkan pertumbuhan sektor
informal khusunya pedagang kaki lima (PKL) semakin pesat. Salah satunya PKL
di kawasan perdagangan di sekitar Johar plaza. Jenis usaha dagang kaki lima
(PKL) menjadi alternatif pilihan pekerjaan yang dapat di masuki dalam memenuhi
kebutuhan hidup keluarga yang dirasa semakin sulit saat ini. Dengan demikian,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang etos kerja pedagang kaki lima
(barang loak) di sekitar Johar Plaza. Di mana, dalam perumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu difokuskan pada semangat kerja, sikap hemat, sikap disiplin,
sikap keuletan dan ketabahan, dan orientasi masa depan dalam usaha yang
ditekuninya. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif. Teknik penentuan informan yang digunakan adalah purposive sampling.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa para pedagang kaki lima (barang
loak) mempunyai etos kerja dengan memperbanyak barang dagangan. Selain itu,
semua informan yang di wawancarai juga memiliki semangat kerja yang cukup
tinggi. Semangat kerja mereka tercermin dari kerja yang tidak mengenal waktu
yang melebihi standar kerja formal dan bahkan ada yang bekerja tanpa libur yaitu
dengan bekerja dalam seminggu penuh. Di samping itu, para pedagang kaki lima
(barang loak) yang pada umumnya, berpendapatan kecil tetapi mereka dapat hidup
hemat dan menabung dari pendapatan dan keuntungan yang diperoleh setiap
harinya. Hal ini dapat dipahami bahwa mereka tidak dapat mengambil resikoresiko
dengan hidup berfoya-foya ataupun boros, karena mereka memiliki
tanggungan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan, selain juga membiayai pendidikan anak-anaknya. Dengan demikian, etos kerja
para pedagang kaki lima (barang loak) ternyata tidak hanya didorong oleh motif
ekonomi, yaitu supaya bisa memenuhi kebutuhan ekonomi semata, tetapi juga
didorong oleh motif religi dan motif sosial. Selain itu, mereka memiliki strategi
dan cara-cara dalam membuat perhitungan yang matang dan berspekulasi secara
tepat dan cepat dalam menjajakan barang dagangan. Perhitungan di sini tidak
hanya menentukan berapa hasil pendapatan dan keuntungan yang diperoleh dari
harga barang yang dijual tetapi barang apa yang laku dipasaran. Kemampuan
dalam membidik pasar akan menjadikan mereka selangkah lebih maju dalam
penjualan barang bekas dari pedagang lainnya. Selain itu, dipasar loak menguji
keterampilan dan kemampuan seseorang untuk menafsirkan harga barang yang
berlaku, Hal tersebut merupakan strategi dalam keberhasilan para pedagang kaki
lima (barang loak) yang begitu antusias dalam menjajakan barang dagangan yang
selalu mendekati konsumennya.