APLIKASI TIGA MODEL HUJAN-ALIRAN UNTUK MEMPREDIKSI DEBIT HARIAN STUDI KASUS PADA DUA DAS DI WILAYAH TAPALKUDA
Abstract
IHACRES adalah model hidrologi yang dapat mengidentifikasi hidrograf satuan
dan komponen aliran, SIMHYD dan Sacramento adalah model yang digunakan untuk
memprediksi aliran permukaan (runoff) pada level DAS (debit) berdasarkan data
masukan berupa curah hujan dan evapotranspirasi potensial. .
Tujuan penelitian adalah:1) Inventarisasi data-data hidro-meteorologi geografis,
dan karakteristik fisik DAS-DAS di sekitar wilayah tapalkuda. 2) Mempelajari dan
mengkuantifikasikan kesamaan dan perbedaan karakteristik fisik dan hidrometeorologi
masing-masing DAS, 3) Melakukan proses kalibrasi dan validasi model IHACRES,
simhyd dan Sacramento 4) Mempelajari hubungan antara nilai parameter model dengan
karakteristik fisik DAS, 5) Mengidentifikasi kendala dan prospek aplikasi pemodelan 6)
Melengkapi bahan ajar terkait.
Kalibrasi dilakukan dengan metode automatic (generic) dan dilanjutkan dengan
metode trial and error (manual) sedangkan validasi dengan metode simple-sample test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model IHACRESS dan model Sacramento layak
diterapkan di DAS Bedadung maupun di DAS Klopo sawit, sedangkan model
SIMHYD hanya layak diterapkan pada DAS Bedadung saja .
Hasil kalibrasi model IHACRESS pada DAS Bedadung adalah R squared 0.83
dengan bias 21.6 mm/tahun, untuk DAS Klopo Sawit sebesar R squared 0.867 dengan
bias 59.23 mm/tahun. Hasil validasi dengan metode simple-sample test di DAS
Bedadung didapat R squared 0.77 dan bias 78.07 mm/tahun, dan untuk DAS Klopo
Sawit sebesar 0.778 dan bias 20.84 mm/tahun. Hasil validasi menggunakan metode
dffirent splitsample test menghasilkan R squared 0.766 dan bias 105.094 mm/tahun
untuk DAS Bedadung, sedangkan R squared untuk DAS Klopo Sawit sebesar 0.795
dan bias 17.23 mm/tahun.
Hasil kalibrasi model Sacramento diperoleh koefisien Nash sebesar 0.918 dan
koefisien korelasi sebesar 0.968. Sedangkan pada DAS Bedadung diperoleh koefisien
Nash sebesar 0.906 dan koefisien korelasi sebesar 0.997. Validasi model dengan metode
simple-sample test DAS Klopo Sawit menghasilkan koefisien Nash sebesar 0.913 dan
koefisien korelasi sebesar 0.989. Sedangkan DAS Bedadung menghasilkan koefisien
Nash sebesar 0.860, koefisien korelasi sebesar 0.991.
Sedangkan hasil kalibrasi model SIMHYD pada DAS Bedadung diperoleh
koefisien Nasft sebesar 0,742 dan koefisien korelasi sebesar 0.870 dan hasil validasi
model dengan metode simple sample test di DAS Bedadung diperoleh nilai Nash
sebesar 0.072 dan koefisien korelasi sebesar 0.544. Sedangkan untuk DAS Klopo Sawit,
model SIMHYD tidak layak di gunakan karena hasil validasi DAS Klopo Sawit
menghasilkan koefisien Nash yang tidak optimal. Kalibrasi DAS Klopo Sawit diperoleh
nilai Nash sebesar 0.592 dan koefisien korelasi sebesar 0,770. Sedangkan hasil validasi
dengan metode simple sample test di DAS Klopo Sawit menghasilkan nilai Nash
sebesar -0.551 dan koefisien korelasi sebesar 0.514. Dari hasil yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa model yang digunakan mempunyai potensi untuk memproduksi
debit harian. Dengan demikian model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi
debit harian pada DAS-DAS yang tidak memiliki data debit sebagai bahan untuk
mengembangkan sumber daya air.