dc.description.abstract | Pengetahuan tak-berwujud (tacit knowledge) adalah aset yang sangat berharga bagi organisasi (usaha) khususnya dalam rangka menghasilkan inovasi. Aset non-benda (intangible asset) ini menjadi sangat penting karena memiliki sifat-sifat yang dikenal dengan istilah VRIN yakni bernilai (valuable), langka (rare), tidak mudah ditiru (imperfectly imitable), dan tidak tergantikan (non-substitutable), yang sangat dibutuhkan untuk membangun keunggulan bersaing. Salah satu aset non-benda Indonesia yang telah diakui resmi oleh UNESCO adalah pengetahuan tentang batik. Sayangnya, mengenai bagaimana pengetahuan tersebut diciptakan masih tidak banyak dikaji sehingga teori yang dikembangkan masih terbatas dan tidak mudah diterapkan. Penelitian ini berusaha menjelaskan tentang proses penciptaan pengetahuan di sentra usaha batik khas Bangkalan-Madura dan kaitannya dengan proses inovasi yang terjadi dan kemudian dirumuskan dalam arsitektur stratejik penciptaan pengetahuan dan inovasi usaha batik khas Bangkalan-Madura dalam perspektif teori knowledge management. Observasi dan wawancara mendalam dilakukan kepada para pelaku usaha batik untuk mendapatkan informasi penting dalam rangka membangun konstruksi sosial atas fenomena yang ada. Penelitian ini menemukan adanya sistem pengorganisasian usaha yang khas dimana proses pembuatan batik tidak dilakukan dalam satu unit organisasi tetapi merupakan kerjasama antar kelompok pengrajin, penerima jasa pewarnaan, pengusaha, dan pedagang.
Proses penciptaan pengetahuan pada usaha batik khas Bangkalan dengan demikian tidak berjalan secara optimal dan inovasi lebih banyak distimuli dari luar organisasi usaha.
Kata Kunci: tacit knowledge, intangible asset, VRIN, industri kreatif, inovasi, keunggulan bersaing, knowledge management. | en_US |