dc.description.abstract | Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah masalah kesehatan yang serius
dengan dampak signifikan terhadap kualitas hidup penderitanya. PPOK sering
kali dikaitkan dengan penurunan bertahap dalam fungsi paru-paru dan
peningkatan risiko kematian. Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup pasien
PPOK, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model perilaku perawatan
diri berdasarkan kerangka koping stres. Pemoodelan ini diharapkan dapat
memberikan panduan dalam pengembangan program intervensi yang efektif
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK di Rumah Sakit Paru Jember.
Penelitian ini menggunakan desain survei eksplanatif dengan pendekatan crosssectional. Sebanyak 110 partisipan dipilih secara acak sederhana dari total pasien
rawat jalan poliklinik RS Paru Jember selama tahun 2023. Pasien yang sudah
ditentukan sebagai sampel akan di hubungi melalui pesan elektronik untuk
meminta persetujuan dan mengisi kuesioner ketika pasien melakukan kontrol
rutin di Poliklinik RS Paru Jember. Variabel independen dalam penelitian ini
meliputi faktor personal (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku,
penghasilan, pekerjaan, kebiasaan merokok, status pernikahan) dan faktor
situasional (status tinggal, jumlah anggota keluarga, jarak fasilitas kesehatan,
asuransi kesehatan). Variabel intervening adalah koping stres, sementara variabel
dependen adalah kualitas hidup. Analisis data dilakukan menggunakan teknik
Partial Least Squares (PLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan dari faktor
personal terhadap koping stres (t-statistik 0,214; p-value 0,831) maupun faktor
situasional terhadap koping stres (t-statistik 1,204; p-value 0,229). Faktor personal
juga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku perawatan diri (tstatistik 1,524; p-value 0,128) dan melalui koping stres (t-statistik 0,210; p-value 0,834). Demikian pula, faktor situasional tidak berpengaruh signifikan terhadap
perilaku perawatan diri (t-statistik 1,524; p-value 0,128) dan melalui koping stres
(t-statistik 1,202; p-value 0,230). Namun, faktor personal berpengaruh signifikan
terhadap kualitas hidup (t-statistik 7,513; p-value 0,0001) dan faktor situasional
juga berpengaruh signifikan terhadap kualitas hidup (t-statistik 3,044; p-value
0,002). Koping stres memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku perawatan
diri (t-statistik 12,048; p-value 0,0001), dan perilaku perawatan diri berpengaruh
signifikan terhadap kualitas hidup (t-statistik 2,610; p-value 0,009).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor personal dan faktor situasional
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap koping stres pada pasien PPOK di
Rumah Sakit Paru Jember. Selain itu, faktor personal dan situasional juga tidak
mempengaruhi perilaku perawatan diri secara langsung maupun melalui koping
stres. Namun, penelitian ini menemukan bahwa faktor personal dan situasional
berpengaruh signifikan terhadap kualitas hidup pasien PPOK. Koping stres
terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku perawatan diri, dan
perilaku perawatan diri yang baik secara signifikan meningkatkan kualitas hidup
pasien PPOK. Oleh karena itu, intervensi yang fokus pada meningkatkan perilaku
perawatan diri dan koping stres dapat berkontribusi secara positif terhadap
kualitas hidup pasien PPOK. Pemodelan perilaku perawatan diri berdasarkan
kerangka koping stres ini dapat dijadikan acuan dalam merancang programprogram intervensi yang efektif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK
di Rumah Sakit Paru Jember. | en_US |
dc.description.sponsorship | DPA : Prof.Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp.Kep.,Kom., Ph.D
DPU : Dr. Ns., Rondhianto, S.Kep., M.Kep | en_US |