Show simple item record

dc.contributor.authorTRIATMOJO, Muhammad Ikbal Nur Dian
dc.date.accessioned2024-11-04T06:44:44Z
dc.date.available2024-11-04T06:44:44Z
dc.date.issued2024-07-26
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124528
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 4 November 2024_Kurnadien_US
dc.description.abstractIndonesia termasuk salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, dua pertiga wilayahnya berupa lautan yang besarnya sekitar 6,32 juta km2. Indonesia juga memiliki kondisi curah hujan yang tinggi dengan rata-rata curah hujan sebesar 290,26 mm/bulan. Kondisi tersebut dapat menyebabkan berbagai bencana hidrometeorologi, terutama bencana banjir. Jember menjadi salah satu kabupaten yang ada di Jawa Timur tercatat mengalami bencana banjir sebanyak 46 kejadian. Oleh sebab itu, teknologi penginderaan jauh (remote sensing) dan membantu mengidentifikasi penggunaan lahan, curah hujan maksimum, dan elevasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui klasifikasi penggunaan lahan di DAS Bedadung Kabupaten Jember, mengetahui nilai debit aliran air, dan zonasi tingkat potensi banjir di DAS Bedadung Kabupaten Jember menggunakan teknologi penginderaan jauh. Penelitian dilakukan dengan metode supervised classification menggunakan algoritma Random Forest dengan membagi objek menjadi tujuh kelas yaitu badan air, hutan, perkebunan, lahan kosong, pemukiman, sawah, dan semak-belukar. Klasifikasi dilakukan pada tahun 2014 – 2023 dalam rentang bulan Desember sampai Februari. Debit aliran air memiliki tiga parameter yaitu run off, intensitas curah hujan, dan luasan area penelitian. Intensitas curah hujan juga memiliki beberapa parameter. Parameter tersebut seperti data panjang sungai dan data elevasi untuk mencari nilai kemiringan sungai kemudian menentukan waktu konsentrasi dan terakhir intensitas curah hujan. Zonasi tingkat potensi banjir dilakukan di kecamatan yang masuk di DAS Bedadung Kabupaten Jember dengan mempertimbangkan nilai debit aliran airnya. Penelitian ini menghasilkan hutan dan perkebunan mengalami penurunan sampai 2023 sedangkan pemukiman juga mengalami kenaikan secara terus menerus. Namun, pada persawahan mengalami penurunan dan kenaikan di tahun 2019 dan 2020. Badan air, lahan kosong, dan semak-belukar mengalami hasil secara fluktuasi. Nilai debit aliran air DAS Bedadung juga mengalami fluktuasi dimana polanya hampir mirip dengan nilai intensitas curah hujan. Nilai debit aliran air terkecil sebesar 461,8129 m3 /s pada tahun 2015 dan mengalami fenomena El Nino di Indnesia, sedangkan debit aliran air terbesar sebesar 932,6339 m3 /s pada tahun 2022. Selain itu, Intensitas curah hujan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan debit aliran air yang ditunjukkan dengan uji korelasi sebesar <0,001 atau 0,1%. Hasil terakhir zonasi tingkat potensi banjir berada di empat kecamatan yaitu Bangsalsari, Panti, Jelbuk, dan Sumberjambe dengan kategori potensi sedang dan tinggi. Potensi tersebut didukung dengan genangan banjir yang berwarna kuning. Potensi banjir kategori rendah berada di kecamatan Gumukmas dengan debit aliran air sebesar 3,96 m3/s yang menandakan wilayah tersebut terkategori aman.en_US
dc.description.sponsorshipDPU: Ir. Misto, M.Si. DPA: Bowo Eko Cahyono, S.Si., M.Si., Ph.D.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alamen_US
dc.subjectKlasifikasi LULCen_US
dc.subjectRun Offen_US
dc.subjectIntensitas Curah Hujanen_US
dc.subjectDebit Aliran Airen_US
dc.subjectPotensi Banjiren_US
dc.subjectKabupaten Jemberen_US
dc.subjectDAS Bedadungen_US
dc.titleKlasifikasi Potensi Banjir di DAS Bedadung Kabupaten Jember Berdasarkan Data CHIRPS dan Landsat 8 OLI/TIRS Multitemporalen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiFisikaen_US
dc.identifier.pembimbing1Ir. Misto, M.Si.en_US
dc.identifier.pembimbing2Bowo Eko Cahyono, S.Si., M.Si., Ph.D.en_US
dc.identifier.validatorrepo_Ratna_Agustus_2024en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record