Show simple item record

dc.contributor.authorRAFIKRI, Rizky Maulana
dc.date.accessioned2024-10-28T05:48:19Z
dc.date.available2024-10-28T05:48:19Z
dc.date.issued2024-06-20
dc.identifier.nim200810101041en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124486
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 28 Oktober 2024_Kurnadien_US
dc.description.abstractNegara-negara di seluruh dunia saat ini tengah menghadapi permasalahan serupa berkaitan dengan perubahan iklim. Fenomena perubahan iklim tersebut menimbulkan berbagai masalah yang dapat mengganggu perekonomian, terutama pada stabilitas harga dan stabilitas keuangan.Stabilitas harga dapat terganggu karena dampak iklim merusak asset-aset yang kemudian menyebabkan terjadinya inflasi. Sedangkan stabilitas keuangan dapat terganggu diakibatkan adanya mekanisme risiko fisik dan risiko transisi. Kedua risiko tersebut dapat membuat permasalahan pada sektor perbankan, yang kemudian dapat menimbulkan situasi gagal bayar dan mengganggu stabilitas keuangan. Oleh karena itu, telah dilakukan kesepakatan secara global melalui Paris Agreement untuk menangani dampak dari perubahan iklim tersebut dan turut melibatkan peranan pemerintah dan juga bank sentral. Teori-teori yang melandasi stabilitas keuangan dimulai dari teori siklus bisnis atau teori inovasi milik Schumpeter yang menyatakan bahwa pengenalan produk baru (inovasi) akan menggeser perekonomian dari posisi ekuilibrium lama menuju kondisi ekuilibrium yang baru. Teori tersebut berhubungan dengan variabel-variabel penelitian melalui hipotesis Environmental Kuznets Curve, teori pembangunan keuangan Blackburn dan Hung, teori suku bunga Keynes, dan teori stabilitas keuangan Allen dan Gale. Untuk menjawab permasalahan yang telah disusun pada rumusan masalah, Penelitian ini menggunakan regresi data panel dengan menggunakan Random Effect Model (REM) sebagai model terpilih. Data penelitian ini diperoleh dari EDGAR (Emissions Database for Global Atmospheric Research), situs Asian Development Bank (ADB), dan World Bank. Penelitian ini menggunakan sampel ASEAN-5,China, dan Korea Selatan dengan menggunakan periode tahun 2017Q1 sampai 2022Q4. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perubahan iklim yang diproksi dengan emisi karbon CO2 berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap stabilitas keuangan, variabel green finance yang diproksi dengan green bond berpengaruh positif signifikan terhadap stabilitas keuangan, dan variabel kebijakan moneter yang diproksi dengan suku bunga riil berpengaruh negatif signifikan terhadap stabilitas keuangan.en_US
dc.description.sponsorshipDPU: Dr. Dra. Sebastiana Viphindrartin, M. Kes. DPA: Dr. Zainuri, M. Si.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ekonomi dan Bisnisen_US
dc.subjectPengaruh Perubahan Iklimen_US
dc.subjectGreen Financeen_US
dc.subjectStabilitas Keuangan ASEAN-5en_US
dc.titleAnalisis Pengaruh Perubahan Iklim, Green Finance, dan Kebijakan Moneter terhadap Stabilitas Keuangan di ASEAN-5, China, dan Korea Selatanen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiS1 Ekonomi Pembangunanen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Dra. Sebastiana Viphindrartin, M. Kes.en_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. Zainuri, M. Si.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_ratna_Oktober_2024en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record