Show simple item record

dc.contributor.authorLilis Yuliati
dc.contributor.authorSanusi Fattah
dc.date.accessioned2013-10-03T02:45:26Z
dc.date.available2013-10-03T02:45:26Z
dc.date.issued2013-10-03
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1243
dc.descriptionInfo lebih lanjut hub: Lembaga Penelitian Universitas Jember Jl. Kalimantan No.37 Jember telp. 0331-339385 Fax. 0331-337818en_US
dc.description.abstractDewasa ini issue mengenai intra-industry trade (IIT) semakin ramai diperbincangkan, semenjak konsep tersebut diperkenalkan oleh Grubel-Lloyd tahun 1975. Secara empiris, konsep IIT mulai dikembangkan tahun 1980-an di negara-negara industri modern yang notabene memiliki faktor endowment sama. Berdasarkan fenomena inilah maka, konsep IIT kemudian diadopsi ke negara-negara sedang berkembang yang secara konseptual juga memiliki kesamaan faktor endowment. Dan intensitas IIT akan semakin tinggi apabila negara yang terlibat dagang adalah kelompok negara yang melakukan integrasi ekonomi, dan ASEAN memenuhi kriteria tersebut. Orisinalitas kajian ini yang berkaitan dengan pengembangan IPTEK adalah bahwa penelitian ini mengandung suatu kebaharuan secara teoritis yaitu aplikasi IIT di negara-negara sedang berkembang (yang memiliki kesamaan faktor endowment) yang sekaligus melakukan integrasi ekonomi. Secara praktis adalah, bahwa dengan menerapkan pola perdagangan IIT antara sesama negara sedang berkembang, hal ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk memecahkan dampak krisis global dan meminimalisir terjadinya instabilitas ekspor negara Indonesia khususnya sebagai akibat dari aktivitas ekonomi negara-negara maju. Sementara mayoritas penelitian sebelumnya adalah mendasarkan penelitian pada sesama negara maju atau bahkan ada yang tidak sesuai dengan konsep, yaitu penelitian dilakukan di antara Negara yang memiliki faktor endowment yang berbeda. Kerangka teoritis yang mengilhami argumen penelitian ini berasal dari model IIT Aturupane (1997) ditinjau dari segi industry-specific dimodifikasi dengan country-specific dan policy-base berdasarkan kriteria Greenaway & Milner (1989). Target penelitian yang ingin dicapai adalah untuk memperoleh gambaran seberapa besar intensitas IIT yang terjadi antara Indonesia dengan negara yang tergabung dalam ASEAN, serta untuk memperoleh bukti empirik, menguji dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas IIT antara Indonesia dengan ASEAN Penelitian ini bersumber pada data sekunder yang memadukan data time series dan cross section atau lebih dikenal panel data, dan dilakukan dalam jangka waktu satu tahun dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: pertama, raw data ekspor impor komoditi manufaktur berdasarkan kode SITC dikonversikan ke dalam kode ISIC revisi 2; kedua, sebagian data dalam kode ISIC revisi 3 juga dikonversikan ke dalam ISIC revisi 2 mengingat periode tahun penelitian lebih banyak menggunakan ISIC revisi 2; ketiga, pengolahan dan analisis data, serta interpretasi hasil penelitian; serta keempat adalah kesimpulan penelitian Kata Kunci : intra-industry trade, krisis global, ekspor, impor, industri manufakturen_US
dc.description.sponsorshipDP2M-2011en_US
dc.publisherFak. Ekonomien_US
dc.subjectPola Intra-Industry Tradeen_US
dc.subjectMengatasi Dampak Krisis Globalen_US
dc.subjectMengatasi Dampak risis Globalen_US
dc.titleAplikasi Pola Intra-Industry Trade Sebagai Salah Satu Alternatif Dalam Mengatasi Dampak Krisis Global Di Indonesiaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record