dc.description.abstract | Perokok memiliki risiko tinggi menderita penyakit jantung karena
kandungan dalam rokok sangat berbahaya bagi kesehatan terutama jantung. Partikel
yang terdapat di asap rokok dapat menyebabkan sel otot jantung iskemi kemudian
nekrosis. Senyawa radikal bebas yang terus menumpuk dalam tubuh akan
mengakibatkan terjadi kondisi stress oksidatif. Kerusakan tersebut dapat dinetralisir
dengan antioksidan sehingga mencegah kerusakan otot jantung akibat paparan asap
rokok. Salah satu bahan alam yang mengandung antioksidan adalah bawang merah
dengan bagian kulit yang memiliki kandungan antioksidan flavonoid tertinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infusa kulit bawang merah
terhadap kerusakan histopatologi sel otot jantung akibat paparan asap rokok.
Penelitian ini merupakan true experimental laboratoris dengan desain
penelitian posttest only control group. Unit eksperimen berupa tikus wistar jantan
berjumlah 28 ekor, dibagi ke dalam tujuh kelompok dengan empat ekor tikus per
kelompok. Kelompok normal K0, kelompok asap rokok K1, dan kelompok
perlakuan Infusa Kulit Bawang Merah (IKBM) lima dosis bertingkat P1, P2, P3,
P4, P5. Penelitian diawali dengan aklimatisasi hewan coba selama tujuh hari,
dilanjutkan pemberian perlakuan selama 28 hari. K0 dan K1 diberi aquades
10ml/kgBB per oral, sedangkan kelompok perlakuan diberi infusa kulit bawang
merah dengan dosis 125, 250, 500, 1000, dan 2000 mg/kgBB. Dua jam setelah
pemberian IKBM per oral, hewan coba pada kelompok asap rokok dan kelompok
perlakuan diberikan paparan asap rokok 2 batang/kelompok/hari. Hewan coba
diterminasi pada hari ke-29 dengan injeksi ketamine-xylazine. Data penelitian yang
dihasilkan yaitu jumlah infiltrasi sel radang dan sel nekrosis otot jantung yang
diamati pada lima lapang pandang dengan perbesaran 400x di bawah mikroskop.
Jumlah sel radang dan sel nekrosis dihitung menggunakan FIJI.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah infiltrasi sel radang otot
jantung kelompok K0, K1, P1, P2, P3, P4, dan P5 berturut-turut adalah 7,85 ±
2,49; 16,40 ± 3,82; 12,20 ± 1,27; 11,43 ± 4,96; 8,50 ± 2,79; 5,08 ± 1,87; dan 7,23
± 3,53. Data perbandingan sel radang pada K0 dan K1 dianalisis dengan uji
komparasi Independent t test karena data terdistribusi normal dan homogen. Hasil
uji komparasi menunjukkan adanya perbedaan bermakna (P<0,05). Selanjutnya,
data K1 dan P1 s/d P5 dianalisis dengan uji korelasi Spearman yang didapatkan
nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Kemudian, dilakukan uji regresi dengan kurva
quadratik dan didapatkan dosis efektif maksimum infusa kulit bawang merah
terhadap sel radang yaitu 1.297 mg/kgBB. Rata-rata jumlah sel nekrosis otot jantung kelompok K0, K1, P1, P2, P3, P4,
dan P5 berturut-turut adalah 3,60 ± 1,79; 5,88 ± 0,75; 4,88 ± 0,59; 4,48 ± 0,62; 3,68
± 1,82 dan 2,15 ± 0,70; dan 2,85 ± 1,35. Data sel nekrosis pada K0 dan K1
menunjukkan data tidak normal dan homogen maka untuk membandingkan kedua
kelompok, data dianalisis dengan uji komparasi Mann whitney. Hasil uji komparasi
menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna (P>0,05). Dilanjutkan uji korelasi
dengan Spearman yang didapatkan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Dosis efektif
maksimum infusa kulit bawang merah terhadap sel nekrosis yaitu 1.456 mg/kgBB.
Dosis tersebut jika dikonversi ke manusia yaitu sekitar tiga sendok teh. Berdasarkan
hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara infusa kulit bawang
merah dengan kerusakan histopatologi otot jantung tikus wistar yang terpapar asap
rokok. | en_US |