Show simple item record

dc.contributor.authorWIDAROSA, Salsabila
dc.date.accessioned2024-08-19T08:10:28Z
dc.date.available2024-08-19T08:10:28Z
dc.date.issued2023-03-21
dc.identifier.nim192010101130en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124045
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik_Marsel tgl 19 Agustus 2024en_US
dc.description.abstractRotator Cuff Tendinopathy (RCT) adalah gangguan yang menimbulkan nyeri pada bahu akibat robekan pada rotator cuff (RC). Gangguan ini menjadi penyebab tersering dari nyeri bahu yang menduduki peringkat ketiga dari gangguan musculoskeletal yang dialami penduduk global. Gangguan ini dapat terjadi karena faktor eksternal seperti trauma berulang, pembebanan berlebih, dan gerakan dengan repetisi yang berlebih. Penyebab internal dari gangguan ini adalah adanya variasi anatomis, gen, maupun struktur ligament yang abnormal. Nyeri bahu berpengaruh besar terhadap penurunan produktivitas dan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu, dilakukan penelitian lebih lanjut secara tinjauan sistematik dan meta-analisis untuk membuktikan bahwa terapi yang sedang dikembangkan, yaitu proloterapi dapat menurunkan nyeri dengan lebih signifikan dibanding kortikosteroid yang merupakan terapi konvensional. Tinjauan sistematik dan meta-analisis ini didasarkan pada diagram alir preferred reporting items for systematic reviews and meta-analysis (PRISMA). Pada diagram ini, proses tinjauan sistematik diawali dengan pencarian artikel dengan bantuan boolean operator dan Medical Subject Heading (MeSH) pada 4 mesin pencarian, yaitu PubMed NCBI, Springer, ScienceDirect, dan Cochrane Library, serta manual hand searching. Kemudian, artikel yang diperoleh akan melalui proses seleksi untuk menghilangkan artikel yang terduplikasi serta tidak sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Setelah itu, jurnal yang dinilai memenuhi kriteria akan melalui proses critical appraisal untuk melihat risiko bias dengan bantuan Joanna Briggs Institutes (JBI) critical appraisal tool untuk jenis penelitian randomized controlled trials. Setelah proses seleksi, didapatkan tiga artikel yang sesuai dengan kriteria dan lolos batas risiko bias. Dari ketiga penelitian ini, didapatkan bahwa kedua jenis terapi menimbulkan penurunan nyeri yang signifikan pada semua artikel. Ketika dilihat perbandingan dari kedua terapi, didapatkan 1 artikel yang menunjukkan proloterapi lebih signifikan menurunkan nyeri dibanding kortikosteroid dan 2 artikel menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Kemudian dilakukan meta-analisis untuk membandingkan efektivitas kedua terapi dan didapatkan heterogenitas yang tinggi (I2=85%) dan secara signifikan tidak berpengaruh (p=0.44) dengan mean difference sebesar -0.16 [-0.88, 0.56] dengan diamond cenderung di sisi proloterapi. Karena heterogenitas yang tinggi dan signifikan, dilakukan analisis sub-kelompok untuk melihat penyebabnya. Dari analisis sub-kelompok ini ditemukan bahwa jenis kortikosteroid selaku terapi kontrol dan konsentrasi dekstrosa berpengaruh terhadap output terapi. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah proloterapi dekstrosa dan kortikosteroid dapat menurunkan VAS dengan signifikan. Setelah dilakukan meta-analisis yang membandingkan efektivitas kedua terapi ini, didapatkan bahwa proloterapi dekstrosa tidak dapat menurunkan VAS dengan lebih signifikan dibanding kortikosteroid.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFAKULTAS KEDOKTERANen_US
dc.subjectPROLOTERAPI DEKSTROSAen_US
dc.subjectROTATORCUFF TENDINOPATHYen_US
dc.subjectKORTIKOSTEROIDen_US
dc.titleProloterapi Dekstrosa Efektif Menurunkan Visual Analog Scale pada Rotator Cuff Tendinopathy Dibanding Kortikosteroid (Tinjauan Sistematik dan Meta-Analisis)en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPENDIDIKAN DOKTERen_US
dc.identifier.pembimbing1dr. Erfan Effendi, Sp. Anen_US
dc.identifier.pembimbing2dr. Sheilla Rachmania, M. Bioteken_US
dc.identifier.validatorTaufiken_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record