dc.description.abstract | Rotator Cuff Tendinopathy (RCT) adalah gangguan yang menimbulkan
nyeri pada bahu akibat robekan pada rotator cuff (RC). Gangguan ini menjadi
penyebab tersering dari nyeri bahu yang menduduki peringkat ketiga dari
gangguan musculoskeletal yang dialami penduduk global. Gangguan ini dapat
terjadi karena faktor eksternal seperti trauma berulang, pembebanan berlebih, dan
gerakan dengan repetisi yang berlebih. Penyebab internal dari gangguan ini adalah
adanya variasi anatomis, gen, maupun struktur ligament yang abnormal. Nyeri
bahu berpengaruh besar terhadap penurunan produktivitas dan kualitas hidup
masyarakat. Oleh karena itu, dilakukan penelitian lebih lanjut secara tinjauan
sistematik dan meta-analisis untuk membuktikan bahwa terapi yang sedang
dikembangkan, yaitu proloterapi dapat menurunkan nyeri dengan lebih signifikan
dibanding kortikosteroid yang merupakan terapi konvensional.
Tinjauan sistematik dan meta-analisis ini didasarkan pada diagram alir
preferred reporting items for systematic reviews and meta-analysis (PRISMA).
Pada diagram ini, proses tinjauan sistematik diawali dengan pencarian artikel
dengan bantuan boolean operator dan Medical Subject Heading (MeSH) pada 4
mesin pencarian, yaitu PubMed NCBI, Springer, ScienceDirect, dan Cochrane
Library, serta manual hand searching. Kemudian, artikel yang diperoleh akan melalui proses seleksi untuk menghilangkan artikel yang terduplikasi serta tidak
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Setelah itu, jurnal yang dinilai
memenuhi kriteria akan melalui proses critical appraisal untuk melihat risiko bias
dengan bantuan Joanna Briggs Institutes (JBI) critical appraisal tool untuk jenis
penelitian randomized controlled trials.
Setelah proses seleksi, didapatkan tiga artikel yang sesuai dengan kriteria
dan lolos batas risiko bias. Dari ketiga penelitian ini, didapatkan bahwa kedua
jenis terapi menimbulkan penurunan nyeri yang signifikan pada semua artikel.
Ketika dilihat perbandingan dari kedua terapi, didapatkan 1 artikel yang
menunjukkan proloterapi lebih signifikan menurunkan nyeri dibanding
kortikosteroid dan 2 artikel menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Kemudian
dilakukan meta-analisis untuk membandingkan efektivitas kedua terapi dan
didapatkan heterogenitas yang tinggi (I2=85%) dan secara signifikan tidak
berpengaruh (p=0.44) dengan mean difference sebesar -0.16 [-0.88, 0.56] dengan
diamond cenderung di sisi proloterapi. Karena heterogenitas yang tinggi dan
signifikan, dilakukan analisis sub-kelompok untuk melihat penyebabnya. Dari
analisis sub-kelompok ini ditemukan bahwa jenis kortikosteroid selaku terapi
kontrol dan konsentrasi dekstrosa berpengaruh terhadap output terapi.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah proloterapi dekstrosa
dan kortikosteroid dapat menurunkan VAS dengan signifikan. Setelah dilakukan
meta-analisis yang membandingkan efektivitas kedua terapi ini, didapatkan bahwa
proloterapi dekstrosa tidak dapat menurunkan VAS dengan lebih signifikan
dibanding kortikosteroid. | en_US |