Upaya ASEAN Mendorong Demokrasi di Myanmar
Abstract
Masuknya Myanmar menjadi anggota Association of Southeast Asia
Nation (ASEAN) merupakan cita-cita ASEAN untuk melengkapi jumlah
asosiasi ini menjadi 10 negara dan stabilitas kawasan. Sedangkan tujuan
Myanmar bergabung dengan ASEAN adalah untuk dapat bekerjasama dengan
negara-negara di kawasan Asia Tenggara terutama di bidang ekonomi agar
perekonomian negara itu menjadi lebih maju. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui dan menjelaskan upaya ASEAN dalam mendorong proses
demokrasi di Myanmar. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur,
metode analisa deskriptif, pendekatan politik, dan kerangka pikir konsep peran
dan tujuan organisasi internasional.
Bergabungnya Myanmar dengan ASEAN tidak disertai dengan
perubahan politik di negara itu. kekuasaan junta militer masih kuat karena
pemerintah menggunakan cara-cara kekerasan untuk membungkam rakyatnya.
Myanmar memanfaatkan keinginan ASEAN untuk melengkapi jumlah
keanggotaannya menjadi 10 negara. Dengan demikian Myanmar tidak akan
dikritik oleh ASEAN mengenai situasi dalam negerinya. Prinsip non-intervensi
yang di anut ASEAN membuat Myanmar merasa terlindungi dari kritik dari
sesama anggota ASEAN.
Selain situasi politik di Myanmar yang belum stabil, juga terdapat
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dinilai oleh banyak harus segera
dihentikan dan telah mengancam rasa aman. Sampai dengan pertengahan 2004,
Aung San Suu Kyi yang dikenal dengan tokoh pro demokrasi masih ditahan
Junta Militer Myanmar. Sedangkan pertikaian dengan etnik minoritas seperti
Rakine dan Rohingnya belum dapat diselesaikan secara damai dan masih terjadi
penangkapan terhadap orang yang tidak bersalah, membunuh anggota parlemen
pro demokrasi, melarang memberikan pernyataan di depan umum dan lain-lain.
Pendekatan constructive enggagement menunjukkan kesungguhan
ASEAN untuk membantu Myanmar keluar dari permasalahan yang mereka
hadapi, yaitu dengan mendorong Myanmar memulai proses demokratisasi dan
menghormati HAM. Dengan demikian, diharapkan negara-negara Barat
mencabut sanksi yang diberlakukan terhadap Myanmar dan kembali memberi
bantuan ekonomi untuk pembangunan. Sebagaimana diketahui, Myanmar
termasuk salah satu negara miskin di antara negara-negara ASEAN lainnya dan
memerlukan bantuan dari negara maju. Disamping itu ASEAN juga berharap
agar integritas ASEAN tetap utuh. ASEAN juga berkeinginan agar tidak ada
gap (kesenjangan ekonomi) antara negara-negara ASEAN. Harapan ASEAN
lainya agar kerja sama antara ASEAN dengan negara-negara mitra dialog
berjalan lancar tanpa adanya hambatan yang disebabkan oleh permasalahan
demokrasi di Myanmar. Karena selama ini negara-negara tersebut selalu
membawa isu Myanmar dalam berbagai forum pertemuan ASEAN dengan
negara-negara mitra dialog. Kebijakan constructive enggagemant ASEAN
terhadap Myanmar adalah untuk mempercepat proses demokrasi, pelaksanaan
pemilu yang demokratis, kebebasan pers, membebaskan Aung San Suu Kyi,
dan menghapus pelanggaran HAM di negara itu. Kebijakan itu membawa
implikasi terhadap Myanmar maupun terhadap kerja sama ASEAN secara
keseluruhan.