dc.contributor.author | WIDODO, Muhammad Rifqy Alvy | |
dc.date.accessioned | 2024-08-13T03:07:38Z | |
dc.date.available | 2024-08-13T03:07:38Z | |
dc.date.issued | 2024-01-03 | |
dc.identifier.nim | 202010101082 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/123715 | |
dc.description | Finalisasi repositori tanggal 13 Agustus 2024_Kurnadi_Lana | en_US |
dc.description.abstract | Peningkatan kasus baru TB-MDR sebesar 3,1% dari tahun 2020 menjadi
masalah kesehatan global dengan mortalitas berada pada angka 191 ribu. TB-MDR
dapat diobati dengan pengobatan yang lengkap dan teratur. Jenis pengobatan TB-
MDR yang tersedia saat ini adalah regimen individual dan regimen jangka pendek.
Regimen individual empat kali lebih sering digunakan dibandingkan regimen
jangka pendek, meskipun memiliki waktu pengobatan yang lebih panjang (Wibowo
et al., 2021).
Riskesdas (2018) melaporkan angka gangguan jiwa di Indonesia terus
meningkat mencapai 9,8% pada tahun 2018. Pasien TB-MDR yang sedang
menjalani pengobatan dengan regimen individual sebanyak 80% mengalami
gangguan jiwa berupa depresi, cemas, atau psikosis (Faizah et al., 2016). Salah satu
komponen yang menjadi obat wajib pada regimen individual TB-MDR dan
memiliki efek samping neuropsikiatrik adalah cycloserine. Insidensi kecemasan
pada pasien TB-MDR yang menggunakan cycloserine adalah 20-30%. Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan pemberian regimen TB-MDR
individual dan regimen jangka pendek terhadap tingkat kecemasan pada pasien TB-
MDR di RSD dr Soebandi Kabupaten Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan jenis penelitian analitik
observasional dengan rancangan cross sectional yang dilakukan di RSD dr.
Soebandi Jember pada bulan Agustus – September 2023. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian yaitu kuesioner HARS untuk mengukur tingkat kecemasan dan
rekam medis untuk mengetahui jenis regimen TB-MDR. Data yang telah diperoleh
dianalisis menggunakan SPSS dengan uji chi square untuk mengetahui nilai
signifikansi sehingga diketahui perbedaan tingkat kecemasan regimen TB-MDR
individual dan regimen jangka pendek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa regimen jangka pendek yang tidak
mengalami kecemasan adalah sebanyak 15 sampel, cemas ringan sebanyak 5
sampel, cemas sedang sebanyak 2 sampel, dan cemas berat 3 sampel. sedangkan
pada regimen individual yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 9 sampel,
cemas ringan sebanyak 11 sampel, cemas sedang sebanyak 13 sampel, dan cemas
berat sebanyak 11 sampel. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square
menunjukkan hasil signifikan pada perbandingan regimen individual dan jangka
pendek terhadap tingkat kecemasan pasien TB-MDR RSD dr. Soebandi Jember
dengan nilai signifikansi 0,007.
Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor-faktor lain
yang mampu memengaruhi tingkat kecemasan pada pasien TB-MDR. Penelitian
selanjutnya diharapkan terdapat penerjemah bahasa. Pemerintah dan pemegang
kebijakan kesehatan diharapkan bisa memberikan kebijakan untuk mencegah
dampak kecemasan pada pasien TB-MDR dengan regimen individual | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Kedokteran | en_US |
dc.subject | TB-MDR | en_US |
dc.subject | Jangka Pendek | en_US |
dc.subject | Individual | en_US |
dc.subject | Tingkat Kecemasan | en_US |
dc.title | Perbandingan Pemberian Regimen Individual dan Jangka Pendek dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien TB-MDR di RSD dr. Soebandi Jember | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Pendidikan Dokter | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | dr. Ida Srisurani Wiji Astuti, M.Kes.,FISPH,FISCM | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | dr. Inke Kusumastuti, M. Biomed., Sp. KJ | en_US |
dc.identifier.validator | reva | en_US |