dc.description.abstract | Interaksi pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa di kelas disebut sebagai bentuk peristiwa tutur. Peristiwa tutur tersebut dapat terindikasi adanya tindak tutur. Tindak tutur guru dalam interaksi pembelajaran memuat maksud tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu tindak tutur yang sering dibutuhkan dalam proses pembelajaran adalah tindak tutur asertif. Tindak tutur asertif dibutuhkan oleh guru karena dalam menyampaikan materi ajar kepada siswa berdasarkan pada kebenaran tuturan. Tindak tutur asertif dapat terindikasi pada tuturan guru ketika pembelajaran bahasa Indonesia, salah satunya di SMP Negeri 11 Jember. Penyampaian tuturan asertif juga berhubungan dengan modus tindak tutur yang digunakan oleh guru. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini memfokuskan kajian pada tindak tutur asertif karena untuk mengetahui bahwa
tuturan yang disampaikan oleh guru mengandung kebenaran yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Adapun alasan yang membuat penelitian ini menarik untuk dikaji adalah adanya fenomena berbahasa yang ditemukan pada saat observasi dalam mengikuti program Asistensi Mengajar di SMP Negeri 11 Jember berupa tindak tutur asertif sehingga penting untuk diteliti lebih mendalam.
Penelitian ini membahas dua masalah, yakni (1) jenis tindak tutur asertif guru bahasa Indonesia dalam interaksi pembelajaran di SMP Negeri 11 Jember dan (2) modus tindak tutur guru bahasa Indonesia dalam interaksi pembelajaran di SMP Negeri 11 Jember. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan mendeskripsikan jenis dan modus tindak tutur asertif guru bahasa Indonesia dalam interaksi pembelajaran di SMP Negeri 11 Jember.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Lokasi penelitian di SMP Negeri 11 Jember, di kelas 7 C, 8 E, dan 9 F. Data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa segmen tutur guru beserta konteksnya yang terindikasi menjawab permasalahan penelitian, meliputi jenis tindak tutur asertif dan modus tindak tutur. Sumber data penelitian ini adalah peristiwa tutur yang melibatkan guru dan siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi yang dilakukan melalui beberapa tahap, yakni simak catat data (catatan lapangan), rekam data, dan transkrip data. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data interaktif oleh Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi.
Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuh jenis tindak tutur asertif yang ditemukan pada tuturan guru bahasa Indonesia, yaitu menyatakan, memberitahukan, menyarankan, membanggakan, mengeluh, melaporkan, dan menuntut. Selain itu, terdapat enam modus tindak tutur yang ditemukan pada tuturan guru bahasa Indonesia, yaitu modus indikatif, modus optatif, modus imperatif, modus interogatif, modus desideratif, dan modus kondisional.
Jenis tindak tutur asertif yang paling sering digunakan guru adalah tindak tutur asertif memberitahukan. Hal ini menunjukkan bahwa tuturan guru lebih sering memberitahu siswa dalam menyampaikan materi ajar. Modus tindak tutur yang
paling sering digunakan guru adalah modus indikatif. Hal ini menunjukkan bahwa dalam mengekspresikan keadaan psikologisnya, guru lebih sering menggunakan modus indikatif dengan maksud memberikan informasi di balik tuturan yang
disampaikan. | en_US |