Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Pada era Barack Obama Mengenai Konflik Israel-Palestina
Abstract
Terpilihnya Barack Obama sebagai presiden AS ke 44 membawa harapan besar bagi
umat Islam untuk perdamaian di Palestina dan Palestina merdeka. Latar belakang
Obama sebagai Presiden kulit hitam pertama dan keturunan dari seorang muslim
membuat harapan itu semakain besar. Obama juga berjanji kepada umat Islam se
dunia untuk memperhatikan nasib bangs Palestina dan membantu kemerdekaan
Palestina. Akan tetapi, Obama tidak bisa melakukan janji-janjinya tersebut karena
Obama juga sudah berkomitmen kepada warga Yahudi di AS yang telah
membantunya untuk memenangkan Pemilu 2008, untuk mendukung Israel dalam
konflik wilayah dengan Palestina. Oleh karena itu kebijakan yang dikeluarkan Obama
mengenai konflik Israel Palestina menjadi ambigu dualisme. Ketika berhadapan
dengan komunitas muslim, Obama dengan tegas menyatakan komitmennya untuk
membantu kemerdekaan Palestina, sedangkan ketika berhadapan dengan komunitas
Yahudi, Obama juga dengan tegas menyatakan akan mendukung upaya-upaya Israel
untuk mempertahankan kedaulatannya. Pada akhirnya, kebijakan Obama lebih
memihak kepada Israel dalam konflik Israel-Palestina dan mengabaikan kepentingan
rakyat Palestina akibat besarnya pengaruh lobi Yahudi terhadap pemerintahan
Obama