Show simple item record

dc.contributor.authorEPRIYANTO, Ahimsyah Darma
dc.date.accessioned2024-07-30T06:03:48Z
dc.date.available2024-07-30T06:03:48Z
dc.date.issued2023-07-28
dc.identifier.nim191910201041en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/122677
dc.description.abstractKeberadaan lumpur lapindo dan sampah yang menumpuk membuat masalah bagi masyarakat Porong, Kabupaten Sidoarjo. Masih sedikit yang memanfaatkan lumpur lapindo sebagai hal yang bermanfaat, salah satu contoh nya pembuatan genteng keramik pada tahun 2007 oleh Wirawan. Dengan permasalahan tersebut diambil salah satu solusi yaitu dengan memanfaatkan pencampuran lumpur lapindo dengan hasil fermentasi limbah organik sayur buah untuk menghasilkan energi listrik. Metode yang digunakan yaitu dengan metode Microbial Fuel Cell menggunakan perlakuan Non-Sedimentasi dan Sedimentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi energi listrik yang dapat dihasilkan menggunakan metode microbial fuel cell dari campuran lumpur lapindo dan hasil fermentasi limbah organik sayur buah. Metode ini memanfaatkan pengkatalisan komposisi organik oleh mikroba, sehingga dari pengkatalisasian tersebut menghasilkan energi listrik. Pengujian ini dilakukan dengan mencari apakah dengan pemanfaatan dengan metode microbial fuel cell dapat menghasilkan energi listrik, mencari variasi terbaik dari campuran dalam menghasilkan energi listrik atau pengaruh penambahan hasil fermentasi limbah organik sayur buah, dan potensi energi listrik dari variasi terbaik tersebut dalam menghasilkan energi listrik. Dari pengujian tersebut bahwa dengan pencampuran lumpur lapindo dengan hasil fermentasi limbah organik sayur buah dapat menghasilkan tegangan rata-rata 0,202 Volt dengan pengujian tanpa beban dengan perlakuan non sedimentasi dan perlakuan sedimentasi mendapat tegangan rata-rata sebesar 0,106 Volt, kemudian pengaruh penambahan hasil fermentasi limbah organik sayur buah dalam menghasilkan energi listrik dapat dihasilkan dengan campuran 95% lumpur lapindo dan 5% hasil fermentasi limbah organik sayur buah dalam perlakuan non sedimentasi mendapatkan energi rata-rata 20,06 mWh dan perlakuan sedimentasi pada campuran 30% lumpur lapindo, 50% air dan 20% hasil fermentasi limbah organik sayur buah mendapatkan energi rata-rata sebesar 0,4523 mWh. Kemudian dari variasi terbaik tersebut diuji kembali menggunakan beban yang lebih besar dan lebih kecil dari beban 1K Ohm mendapatkan potensi energi selama 7 hari pengujian dan penggunaan 12 jam sehari pada perlakuan non sedimentasi sebesar 2,7877 mWh dan perlakuan sedimentasi sebesar 1,3408 mWh.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Tekniken_US
dc.subjectMicrobial Fuel Cellen_US
dc.subjectEnergi Alternatifen_US
dc.subjectRenewable Energyen_US
dc.titlePemanfaatan Lumpur Lapindo sebagai Energi Alternatif Mengunakan Metode Microbial Fuel Cell dengan Perlakuan Susbtrat Non - Sedimentasi dan Sedimentasien_US
dc.typeOtheren_US
dc.identifier.prodiTeknik Elektroen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Dedy Kurnia Setiawan, S.T.,M.T.en_US
dc.identifier.pembimbing2Dr.Ir.Azmi Saleh,S.T.,M.T.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_iswahyudi_Mei_2024en_US
dc.identifier.finalization0a67b73d_2024_07_tanggal 10en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record