Show simple item record

dc.contributor.authorPUTRI, Maharani Nadhira Lestari Handoko
dc.date.accessioned2024-07-17T07:04:01Z
dc.date.available2024-07-17T07:04:01Z
dc.date.issued2024-05-06
dc.identifier.nim180910301048en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/122575
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 17 Juli 2024_Kurnadien_US
dc.description.abstractKeluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat merupakan peletak pondasi primer bagi tumbuh-kembang anak. Sebagai lingkungan terpenting dan pertama bagi tuumbh-kembang anak, maka orang tua berkewajiban menciptakan situasi yang memungkinkan anak dapat berkembang dengan sebaik-baiknya. Keluarga memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap keberhasilan anak dalam menyelesaikan tugas perkembangannya. Keluarga yang di dalamnya terdapat ayah, ibu dan anak, sudah seharusnya dapat melahirkan situasi hubungan yang saling melindungi, terjadi interaksi sosial yang hangat, penuh perhatian, dan melahirkan kenyamanan bagi seluruh anggotanya. Kenyataannya di masyarakat, kita dapat dengan mudah menjumpai keluarga yang kondisinya tidak harmonis yang diatndai dengan kerenggangan hubungan diantara para anggotanya, tidak hangat, sering terjadi pertengkaran, dan bahkan banyak juga keluarga yang menjadi tidak utuh akibat perceraian kedua orang tua, yang biasa disebut dengan keluarga broken home. Pada keluarga yang broken home, anak seringkali ditempatkan dalam posisi sebagai korban. Anak menjadi sering mengalami kekerasan fisik dan tekanan psikologis yang sangat mengganggu perkembangannya secara normal. Tekanan berat yang dialami oleh anak kemudian menyebabkan anak melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk melepaskan diri dari tekanan yang dialaminya tersebut. Tindakan atau perilaku untuk melepaskan diri dari berbagai tekanan inilah yang disebut dengan setrategi coping atau coping mechanism Penelitian ini bertujuan untuk mempetakan bentuk-bentuk perilaku remaja perempuan dari keluarga broken home, sebagai strategi atau cara mereka untuk keluar atau melepaskan diri dari tekanan psikologis yang dialaminya, yang dikaji berdasarkan teori Coping Mechanism. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus, sedangkan data terkait bentuk-bentuk perilaku coping dimaksud dikumpulkan melalui teknik wawancara secara in-dept (semi terstruuktur), observasi tidak terstruuktur, dan dokumentasi lapangan. Analisis data penelitian mendasarkan pada hasil triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa bentuk-bentuk perilaku coping mechanism yang dilakukan oleh remaja perempuan dari keluarga broken home, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu; coping mechanism yang berpusat pada masalah, dan coping mechanism yang berpusat pada emosi. Dalam hal coping mechanism yang berpusat pada masalah, bentuk perilaku coping remaja perempuan dari keluarga broken home terklasifikasi dalam 2 (dua) jenis strategi, yakni; kompromi, yang mewujud dalam perilaku atau tindakan meminta bantuan kepada kakak kandung agar dia bisa keluar dari rumah untuk kemudian tinggal di rumah kakak kandungnya tersebut; dan isolasi, yang mewujud dalam perilaku yang lebih suka mengurung diri di kamarnya saat dia berada di rumah. Sedangkan dalam hal coping mechanism yang berpusat pada emosi, ternyata bentuk perilaku coping remaja perempuan dari keluarga broken home terklasifikasi menjadi 2 (dua) jenis strategi juga, yakni; rasionalisasi, yang mewujud dalam tindakan atau perilaku merokok, menggunakan obat-obatan terlarang (substance), dan minum-minuman keras (beralkohol), bahkan melakukan seks bebas hingga menjadi penyuka sesama jenis atau perubahan pada orientasi seksualnya, yang hal itu dianggapnya sebagai perilaku yang bisa dibenarkan (rasional) ditengah tekanan psikologis yang dialaminya akibat keluarganya yang broken home; dan identifikasi, yang mewujud dalam bentuk perilaku meniru sebagaimana yang biasa dilakukan merokok, menggunakan obat-obatan terlarang (substance), dan mengonsumsi alkohol, yang hal itu mereka lakukan lebih karena pengaruh teman sebayanya, atau dengan kata lain meniru apa yang dilakukan oleh model.en_US
dc.description.sponsorshipPembimbing Utama : Kris Hendrijanto, S.Sos., M.S Pembimbing Anggot : Dr. Franciscus Adi P., M.Sen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politiken_US
dc.subjectStrategi Copingen_US
dc.subjectRemaja Perempuanen_US
dc.subjectKeluarga Broken Homeen_US
dc.titleStrategi Coping pada Remaja Perempuan dari Keluarga Broken Homeen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiIlmu Kesejahteraan Sosialen_US
dc.identifier.pembimbing1Kris Hendrijanto, S.Sos., M.Sien_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. Fransiscus Adi P., M.Sien_US
dc.identifier.validatorKacung- 15 Juli 2024en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record