dc.description.abstract | Profil DNA Tanaman Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Bedasarkan Marka ISSR dan Penetapan Kadar Flavonoid Total: Zhaikhotun Nissa: 192210101017; 65 halaman; Fakultas Farmasi, Universitas Jember.
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia yang telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman mahkota dewa memiliki bioaktivitas sebagai antikanker, antioksidan, antidiabetes, antiinflamasi, dan antimikroba. Di Indonesia, tanaman mahkota memiliki beragam nama lokal misalnya Makuto Dewo (Jawa Tengah), Raja Obat (Banten), dan Simalakama (Sumatera dan Melayu). Keragaman nama lokal tersebut berpotensi menimbulkan kekeliruan dalam proses identifikasi tanaman mahkota dewa dengan tanaman lain yang memiliki kemiripan morfologi, karakter mikroskopi, dan senyawa marker yang terkandung di dalamnya, sehingga perlu dilakukan proses autentikasi.
Autentikasi bahan baku obat tradisional dapat dilakukan berdasarkan karakter morfologi, mikroskopi, fitokimia, dan molekuler yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Autentikasi berdasarkan karakter molekuler seperti pengenalan sidik jari DNA atau profiling DNA dapat digunakan sebagai salah satu metode alternatif dalam autentikasi tanaman obat. Jika dibandingkan dengan autentikasi berdasarkan karakter morfologi, mikroskopi, dan fitokimia, profiling DNA memiliki kelebihan di antaranya, profil DNA yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan fase tumbuh tanaman. Selain itu, autentikasi berdasarkan karakter molekuler juga dapat digunakan untuk mendeteksi pemalsuan tanaman obat dengan spesies atau varietas tanaman yang memiliki karakter morfologi dan fitokimia identik. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan profiling DNA dan penetapan kadar flavonoid total tanaman mahkota dewa. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam proses autentikasi tanaman obat mahkota dewa sekaligus sebagai sumber database tanaman obat Indonesia.
Penelitian ini menggunakan 10 sampel tanaman mahkota dewa yang dikumpulkan dari 10 kecamatan di Jawa Timur, yaitu Kecamatan Kaliwates (MD1), Sumbersari (MD2), Wuluhan (MD3), Ajung (MD4), Boyolangu (MD5), Durenan (MD6), Pogalan (MD7), Pagerwojo (MD8), Kauman (MD9), dan Gondang (MD10). Profiling DNA dilakukan menggunakan metode PCR dengan 22 primer ISSR yang dipilih secara acak. Produk PCR yang didapatkan berupa pita DNA yang nantinya akan dianalisis hubungan kekerabatannya menggunakan program NTSys-PC 2.02i. Penetapan kadar flavonoid total dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 415 nm dan metode AlCl3. Data kadar flavonoid yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Uji ANOVA dan post-hoc untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kadar flavonoid antar sampel. Korelasi antara kekerabatan dengan kadar flavonoid dianalisis menggunakan Uji Pearson Correlation.
Berdasarkan hasil PCR-ISSR didapatkan 247 fragmen DNA total dengan analisis filogenetiknya menghasilkan 2 klaster. Klaster I terdiri dari sampel MD1, MD2, MD3, dan MD4. Klaster II terdiri dari sampel MD5, MD6, MD7, MD8, MD9, dan MD10. Hasil dari penetapan kadar flavonoid total, tanaman mahkota dewa memiliki kadar flavonoid berkisar 28,82 – 43,37 mg/g. Kadar tertinggi ditemukan pada sampel MD3 sedangkan kadar terendah pada sampel MD4. Berdasarkan hasil Uji Pearson Correlation menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara kekerabatan dengan lokasi pengambilan sampel tanaman mahkota dewa, tetapi tidak menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara kekerabatan dengan kadar flavonoid total tanaman mahkota dewa. Dengan demikian, korelasi antara genetik dengan kandungan metabolit sekunder pada penelitian ini belum dapat dijelaskan. | en_US |