PERBANDINGAN KOMPLIKASI PADA PASIEN FRAKTUR KLAVIKULA PASCA PENATALAKSANAAN OPERATIF DIBANDINGKAN DENGAN KONTRALATERAL
Abstract
Fraktur klavikula adalah 5% dari kejadian fraktur. Fraktur klavikula
merupakan 44% - 60% kejadian fraktur yang terjadi di bahu. Angka kejadian
fraktur klavikula diperkirakan 29-64 kejadian pada 100.000 orang. Prevalensi
tertinggi fraktur klavikula terjadi pada populasi usia produktif yang berusia ratarata
29,3
tahun.
Kejadian
pada
laki-laki
dan
perempuan
mempunyai perbandingan
2:1 dengan presentase 67.9% : 32.1%. Fraktur klavikula dibagi dalam t iga
kelompok dan yang paling sering terjadi adalah fraktur klavikula sepertiga tengah
(grup 1) sebesar 72%-80%. Sedangkan 25%-30% terjadi pada sepertiga lateral
(grup 2) dan hanya 2% yang terjadi pada sepertiga medial. Eskola mengadakan
studi terhadap 89 pasien fraktur klavikula, ditemukan bahwa pemendekan
klavikula sampai dengan 15 mm atau lebih menyebabkan ketidaknyamanan dan
penurunan fungsi dari bahu. Hill juga menemukan bahwa pemendekan klavikula
sampai dengan 20 mm setelah direduksi tertutup akibat fraktur sepertiga tengah,
mempunyai hasil yang buruk dengan gejala meliputi kelemahan otot yang sangat
cepat, kesulitan menggunakan baju dengan bahu yang diangkat, nyeri, dan
deformitas.
Tujuan umum penelit ian untuk mengetahui perbandingan komplikasi pada
pasien fraktur klavikula pasca operatif dibandingkan kontralateral. Sedangkan
tujuan khususnya adalah untuk mengetahui perbandingan ROM dan kekuatan otot
setiap gerakan sendi bahu serta NRS gerak sendi bahu, pemendekkan tulang
klavikula, perubahan kulit, atrofi otot dan ada tidaknya sensasi raba di region
pectoralis.
viii
Metode penelit ian yang digunakan adalah survei analit ik dengan
perhitungan sampel menggunakan sistem sampling jenuh. Jumlah sampel yang
digunakan berjumlah 16 orang dengan penjaringan sampel menggunakan kriteria
inklusi. Penelit ian dilakukan di masing-masing tempat tinggal sampel. Analisis
data menggunakan SPSS Kolmogorov-Smirnov Test, Independent t-Test, MannWhit
ney Test dan chi square.
Jumlah pasien yang sesuai kriteria inklusi berjumlah 16 orang. Nilai
perbandingan ROM, kekuatan otot, pemendekkan tulang, dan atrofi otot yang
didapat adalah p > 0,05 sehingga t idak ada perbedaan yang sigifikan diantara 2
kelompok. Nilai perbandingan NRS, sensasi raba, deformitas yang didapat adalah
p < 0,05 sehingga ada perbedaan yang signifikan diantara 2 kelompok.
Jadi dapat disimpulkan pada pemeriksaan klinis ROM sendi bahu, kekuatan otot
bahu, pemendekkan tulang, dan atrofi otot tidak ada perbedaan yang signifikan
antara sisi operatif dan sisi kontralateral. Pemeriksaan klinis NRS, sensasi raba,
dan deformitas ada perbedaan yang signifikan.
ix
Fraktur klavikula adalah 5% dari kejadian fraktur. Fraktur klavikula
merupakan 44% - 60% kejadian fraktur yang terjadi di bahu. Angka kejadian
fraktur klavikula diperkirakan 29-64 kejadian pada 100.000 orang. Prevalensi
tertinggi fraktur klavikula terjadi pada populasi usia produktif yang berusia ratarata
29,3
tahun.
Kejadian
pada
laki-laki
dan
perempuan
mempunyai perbandingan
2:1 dengan presentase 67.9% : 32.1%. Fraktur klavikula dibagi dalam t iga
kelompok dan yang paling sering terjadi adalah fraktur klavikula sepertiga tengah
(grup 1) sebesar 72%-80%. Sedangkan 25%-30% terjadi pada sepertiga lateral
(grup 2) dan hanya 2% yang terjadi pada sepertiga medial. Eskola mengadakan
studi terhadap 89 pasien fraktur klavikula, ditemukan bahwa pemendekan
klavikula sampai dengan 15 mm atau lebih menyebabkan ketidaknyamanan dan
penurunan fungsi dari bahu. Hill juga menemukan bahwa pemendekan klavikula
sampai dengan 20 mm setelah direduksi tertutup akibat fraktur sepertiga tengah,
mempunyai hasil yang buruk dengan gejala meliputi kelemahan otot yang sangat
cepat, kesulitan menggunakan baju dengan bahu yang diangkat, nyeri, dan
deformitas.
Tujuan umum penelit ian untuk mengetahui perbandingan komplikasi pada
pasien fraktur klavikula pasca operatif dibandingkan kontralateral. Sedangkan
tujuan khususnya adalah untuk mengetahui perbandingan ROM dan kekuatan otot
setiap gerakan sendi bahu serta NRS gerak sendi bahu, pemendekkan tulang
klavikula, perubahan kulit, atrofi otot dan ada tidaknya sensasi raba di region
pectoralis.
viii
Metode penelit ian yang digunakan adalah survei analit ik dengan
perhitungan sampel menggunakan sistem sampling jenuh. Jumlah sampel yang
digunakan berjumlah 16 orang dengan penjaringan sampel menggunakan kriteria
inklusi. Penelit ian dilakukan di masing-masing tempat tinggal sampel. Analisis
data menggunakan SPSS Kolmogorov-Smirnov Test, Independent t-Test, MannWhit
ney Test dan chi square.
Jumlah pasien yang sesuai kriteria inklusi berjumlah 16 orang. Nilai
perbandingan ROM, kekuatan otot, pemendekkan tulang, dan atrofi otot yang
didapat adalah p > 0,05 sehingga t idak ada perbedaan yang sigifikan diantara 2
kelompok. Nilai perbandingan NRS, sensasi raba, deformitas yang didapat adalah
p < 0,05 sehingga ada perbedaan yang signifikan diantara 2 kelompok.
Jadi dapat disimpulkan pada pemeriksaan klinis ROM sendi bahu, kekuatan otot
bahu, pemendekkan tulang, dan atrofi otot tidak ada perbedaan yang signifikan
antara sisi operatif dan sisi kontralateral. Pemeriksaan klinis NRS, sensasi raba,
dan deformitas ada perbedaan yang signifikan.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]