Show simple item record

dc.contributor.authorCAHYONOADI, Alif Wildan
dc.date.accessioned2024-07-12T07:09:15Z
dc.date.available2024-07-12T07:09:15Z
dc.date.issued2023-07-25
dc.identifier.nim192010101139en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/122136
dc.description.abstractKabupaten Jember menempati posisi ke-1 sebagai kota dengan prevalensi wasting terbanyak di Jawa Timur, sedangkan Kecamatan Arjasa menempati posisi ke-6 sebagai kecamatan dengan prevalensi stunting terbanyak di Jember. Permasalahan sulit makan anak sering dikeluhkan oleh orang tua. Anak balita sulit makan/picky eater merupakan kebiasaan pola makan anak yang mengonsumsi variasi makanan tidak adekuat melalui penolakan makanan yang dikenali atau makanan baru, meskipun menyangkut juga definisi mengonsumsi makanan dalam jumlah yang tidak memadai. Kesulitan makan persisten dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan gangguan (keterlambatan) perkembangan anak. Anak dapat mengalami gizi kurang dan buruk, serta perkembangan yang tidak sesuai umur. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan anak balita sulit makan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak balita di wilayah kerja Puskesmas Arjasa. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Sampel berjumlah 60 subjek meliputi anak balita umur 12-59 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Arjasa, pada tahun 2023. Anak balita sulit makan diukur menggunakan kuesioner CEBQ. Pertumbuhan diukur menggunakan timbangan badan injak manual dan meteran. Perkembangan diukur menggunakan kuesioner KPSP. Analisis univariat digunakan untuk mengetahui frekuensi dan persentase dari gambaran anak balita sulit makan, pertumbuhan, dan perkembangan. Analisis bivariat menggunakan uji Cramer’s V. Hasil menunjukkan bahwa sebagian kecil anak termasuk kategori anak balita sulit makan sejumlah 13 (21,67%) anak. Sebagian besar anak termasuk kategori status gizi baik atau normal sejumlah 53 (88,33%) anak. Sebagian besar anak termasuk kategori meragukan dan penyimpangan sejumlah 38 (63,33%) anak. Pengujian antara anak balita sulit makan dengan pertumbuhan memiliki nilai signifikansi 0,646 > 0,05 yang berarti menerima H0. Pengujian antara anak balita sulit makan dengan perkembangan memiliki nilai signifikansi 0,016 < 0,05 yang artinya menolak H0, serta memiliki nilai koefisien Cramer’s sebesar 0,372 yang bersifat cukup kuat. Penelitian ini memiliki kesimpulan berupa tidak terdapat hubungan antara anak balita sulit makan dengan pertumbuhan dan terdapat hubungan cukup kuat antara anak balita sulit makan dengan perkembangan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectPerkembanganen_US
dc.subjectPertumbuhanen_US
dc.subjectAnak Balita Sulit Makanen_US
dc.titleHubungan Anak Balita Sulit Makan dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasaen_US
dc.typeOtheren_US
dc.identifier.prodiPendidikan Dokteren_US
dc.identifier.pembimbing1dr. Ancah Caesarina N. M, Ph.D.en_US
dc.identifier.pembimbing2dr. Adelia Handoko, M.Si.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_iswahyudi_Juni_2024en_US
dc.identifier.finalization0a67b73d_2024_07_tanggal 10en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record