dc.description.abstract | Curah hujan dengan intensitas yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya
erosi sehingga banyak sedimentasi yang mengendap di sump pit 4 PT Cipta
Kridatama Site Dizamatra Powerindo. Oleh karena itu, perlu adanya kajian
terhadap penanganan air dan sedimentasi dengan merencanakan sistem penyaliran
tambang. Sistem penyaliran tambang dirancang untuk mencapai hasil yang
optimal dengan merencanakan dimensi saluran terbuka dan control box.
Penelitian dilakukan pada sump baru pit 4 PT Cipta Kridatama Site
Dizamatra Powerindo. Penelitian ini menganalisis data primer berupa data jenis
tanah, data kapasitas aktual sump, data panjang dan kemiringan lereng, serta data
sekunder berupa data curah hujan, data air tanah, peta topografi, jumlah
sedimentasi sump lama bulan September 2022 sampai September 2023 dan Total
Suspended Solid (TSS). Data jenis tanah, panjang dan kemiringan lereng diolah
menggunakan pendekatan Universal Soil Loss Equation (USLE) dan metode
Sediment Delivery Ratio (SDR). Hasil pengolahan data tersebut digunakan untuk
mengetahui laju erosi serta sedimentasi yang terendap di sump pit 4 sehingga
mengetahui umur sump. Lalu, data curah hujan diolah menggunakan rumus Log
Person III dan Mononobe agar mengetahui curah hujan rencana dan intensitas
curah hujan yang digunakan untuk mendapatkan nilai debit limpasan. Nilai
tersebut ditambah dengan debit air tanah menghasilkan nilai debit total air untuk
dijadikan acuan dalam merencanakan dimensi saluran terbuka yang lokasinya
ditentukan oleh peta topografi. Perencanaan dimensi control box berdasarkan
volume air pada pit 4 dan Total Suspended Solid (TSS) yang terbawa oleh saluran
terbuka. Perencanaan desain saluran terbuka dan control box menggunakan
software Minescape dan Archgis.Hasil penelitian pada sump lama didapatkan volume error sebesar 0,76%
menggunakan USLE dan SDR. Volume error tersebut digunakan untuk menguji
keakuratan metode USLE dan SDR sebagai perhitungan selanjutnya di sump baru.
Volume error dihasilkan kurang dari 10%-20% sehingga metode tersebut dapat
digunakan untuk perhitungan sedimentasi selanjutnya. Pada tahap selanjutnya
didapatkan hasil laju erosi menggunakan pendekatan USLE pada sump baru pit 4
sebesar 241.754 ton/tahun dan sedimentasi menggunakan metode SDR sebesar
76.125 ton/tahun atau 38.062 m3
/tahun sehingga sisa umur sump yaitu 1,5 tahun.
Dari hasil tersebut, maka dilakukan pencegahan dengan pembuatan saluran
terbuka dan control box serta waktu pengerukan sump agar tidak meluap ke lokasi
penambangan. Desain saluran terbuka hasil rancangan yaitu berbentuk trapesium
dengan kemiringan dasar saluran 2% dan sudut kemiringan 45°. Saluran terbuka
terletak di sisi utara yang memiliki dimensi lebar permukaan 1,18 m, lebar dasar
saluran 0,31 m, kedalaman aliran 0,38 m, kedalaman saluran 0,43 m, tinggi jagaan
0,06 m, panjang sisi luar saluran 0,51 m dengan debit maksimal sebesar 1.872
m
3
/jam dan sisi selatan memiliki dimensi lebar permukaan 1,73 m, lebar dasar
saluran 0,46 m, kedalaman aliran 0,55 m, kedalaman saluran 0,63 m, tinggi jagaan
0,08 m, panjang sisi luar saluran 0,75 m dengan debit maksimal sebesar 4.006
m3/jam. Control box dibuat pada sisi utara dengan dimensi panjang 20 m, lebar
10 m, ketinggian 3 m dan kapasitas tampung 600 m3
sehingga waktu pengerukan
(maintenance) setiap 22 hari sekali. Desain rencana control box sisi selatan dibuat
dengan dimensi panjang 68 m, lebar 10 m, ketinggian 2 m dan kapasitas tampung
2.708 m3 sehingga waktu pengerukan (maintenance) setiap 295 hari sekali.
Dengan pencegahan yang telah dilakukan, volume sedimen berkurang menjadi
62.044 ton/tahun atau 31.022 m3
/tahun dan penambahan umur sump menjadi 3
tahun dengan waktu pengerukan 22 bulan sekali. | en_US |