dc.description.abstract | Fisika merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains
yang lahir dan berkembang melalui langkah-langkah observasi, perumusan
masalah, penyusunan hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta
penemuan teori konsep. Pembelajaran fisika yang baik seharusnya tidak hanya
sekedar menghafal, melainkan lebih menekankan pada proses terbentuknya suatu
pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap konsep sehingga siswa bisa
memperoleh pengetahuan dengan peran aktifnya selama kegiatan hafalan kurang
sesuai dengan hakikat pembelajaran fisika yang meliputi adanya proses, produk
dan sikap ilmiah. Pengetahuan fisika terdiri atas banyak konsep dan prinsip yang
pada umumnya sangat abstrak. Kesulitan yang dihadapi oleh sebagian besar siswa
adalah dalam menginterpretasi berbagai konsep dan prinsip fisika, sebab mereka
dituntut harus mampu menginterpretasi pengetahuan fisika tersebut secara tepat
dan tidak samar-samar atau tidak mendua arti. Selama ini proses belajar mengajar
fisika hanya menghafalkan fakta, prinsip atau teori saja, dan juga siswa lebih
banyak mempelajarai suatu konsep dengan cara mendengar informasi tanpa
disertai dengan melakukan sendiri. Berdasarkan alasan di atas maka perlu
diterapkan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-idenya.
Adapun model pembelajaran yang diterapkan yaitu pembelajaran berbasis
masalah berorientasi keterampilan proses.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) mengkaji pengaruh pembelajaran
berbasis masalah berorientasi keterampilan proses terhadap hasil belajar siswa
dalam pembelajaran fisika di SMP; dan (2) mendeskripsikan keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran dengan menggunkan pembelajaran berbasis
masalah berorientai keterampilan proses dalam pembelajaran fisika di SMP.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan teknik trianggulasi
data. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tanggul. Responden
penelitian ditentukan setelah dilakukan uji homogenitas. Penentuan sampel
penelitian menggunakan purposive sampling. Desain penelitian menggunakan
desain one-group pre test-post test. Dalam penelitian ini terdapat tiga kelas
ekperimen yang menerima pembelajaran yang sama. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan uji t two tail dua pihak untuk menjawab rumusan
masalah yang pertama, dan untuk menjawab rumusan masalah yang kedua
menggunakan persentase keterampilan proses sains siswa.
Hasil analisis data dengan uji t di peroleh nilai t
pada masing-masing
kelas eskperimen yaitu, kelas VII A t
hitung
viii
hitung
sebesar 25.397 dengan db=40, kelas
VIIB t
hitung
sebesar 28.67, dan kelas VII C t
sebesar 14.627 dengan db=41
pada taraf signifikansi 5 % nilai t
hitung
> t
tabel
hitung
, maka hipotesis nihil (H
) ditolak,
berarti hipotesis alternatif (H
) diterima. Hasil analisis rata-rata keterampilan
proses siswa untuk setiap indikator keterampilan proses sains sebesar 89,27%,
99%, 85,90%, 84,47%, 74,07% dan 95,80%. Keterampilan proses sains yang
tertinggi adalah mencatat hasil pengamatan sedangkan yang terendah adalah
menyimpulkan. Hasil analisis keterampilan proses sains siswa diperoleh hasil
rata-rata kelas VIIA, VII B, dan VII C sebesar 89,53%, 89,38%, dan 85,32% dan
termasuk dalam kriteria baik.
a
Berdasarkan haasil analisis data, maka kesimpulan dari penelitian ini
adalah: (1) Ada pengaruh penggunaan pembelajaran berbasis masalah berorientasi
keterampilan proses terhadap hasil belajar siswa kelas VII dalam pembelajaran
fisika di SMP Negeri 1 Tanggul tahun ajaran 2012/2013; (2) keterampilan proses
sains siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanggul selama pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran berbasis masalah berorientasi keterampilan proses
untuk setiap indikator dapat digolongkan dalam kriteria baik. | en_US |