Pengembangan LKPD Berbasis Augmented Reality Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP

Abstract

Pendidikan di Indonesia sudah memasuki abad revolusi industri 4.0, dimana pada abad tersebut guru dituntut untuk menerapkan pembelajaran IPA yang menumbuhkan kemampuan abad ke-21 pada peserta didik. Salah satu kemampuan abad ke-21 adalah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis adalah suatu kemampuan pada individu dalam mengelola informasi yang didapat secara terstruktur demi mencapai suatu tujuan. Namun faktanya membuktikan bahwa masih rendahnya tingkat kemampuan berpikir kritis di Indonesia. Rendahnya kemampuan berpikir kritis, khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah karena kurangnya motivasi siswa, masih berpusatnya tenaga pendidik dalam pembelajaran, soal yang diberikan masih tergolong tingkat rendah, serta media pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan siswa. Mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan media pembelajaran yang khusus dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Salah satu diantaranya adalah dengan mengembangkan LKPD berbasis augmented reality untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengkaji beberapa hal, yaitu (1) validitas LKPD berbasis augmented reality; (2) kepraktisan berdasarkan keterlaksanaan pembelajaran; (3) efektivitas LKPD berbasis augmented reality berdasarkan keterampilan berpikir kritis dan respon siswa terhadap LKPD berbasis augmented reality. Penelitian pengembangan ini menerapkan model ADDIE dengan lima tahapan yaitu (1) analyze; (2) design; (3) develop; (4) implement; dan (5) evaluate. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain instrumen lembar observasi, lembar validasi, lembar angket respon siswa, dan lembar penilaian tes (soal pre-test dan post-test). Teknik analisis data yang digunakan dalam validitas media pembelajaran augmented reality yakni menggunakan lembar validasi yang dilakukan oleh tiga validator. Dalam mengukur kepraktisan media pembelajaran augmented reality menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh tiga observer. Adapun untuk mengukur efektivitas media pembelajaran augmented reality adalah dengan memberikan tes kemampuan berpikir kritis, dimana peningkatannya dianalisis menggunakan Ngain dan angket repon siswa. Hasil validitas LKPD berbasis augmented reality berdasarkan perhitungan rata-rata tiga validator menunjukkan persentase sebesar 92% dengan kategori valid. Uji coba produk LKPD berbasis augmented reality dilakukan sebanyak dua kali pertemuan untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifan produk hasil pengembangan. Hasil kepraktisan yaitu keterlaksanaan pembelajaran menggunakan LKPD berbasis augmented reality yang dilakukan oleh tiga orang observer dan memperoleh nilai rata-rata sebesar 92% dengan kategori sangat praktis sehingga dinyatakan pembelajaran menggunakan LKPD berbasis augmented reality terlaksana dengan baik dan bisa diterapkan dalam pembelajaran IPA. Hasil keefektifan LKPD berbasis augmented reality diketahui berdasarkan nilai rata-rata pre-test dan post-test menggunakan indikator kemampuan berpikir kritis menunjukkan peningkatan dengan nilai N-gain sebesar 0,55 yang termasuk kategori sedang. Keefektifan LKPD berbasis augmented reality berdasarkan respon siswa menunjukkan nilai rata-rata sebesar 88% dengan kategori sangat positif. Oleh karena itu, pembelajaran menggunakan LKPD berbasis augmented reality termasuk efektif. Kesimpulan penelitian ini yaitu LKPD berbasis augmented reality untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP menunjukkan hasil validitas dengan kategori valid, praktis, dan efektif. Oleh karena itu, LKPD berbasis augmented reality dapat digunakan dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP.