dc.contributor.author | PRAMESWARI, Grandys | |
dc.date.accessioned | 2024-07-11T06:21:29Z | |
dc.date.available | 2024-07-11T06:21:29Z | |
dc.date.issued | 2024-05-27 | |
dc.identifier.nim | 201910701035 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/121953 | |
dc.description | Finalisasi unggah file repositori tanggal 11 Juli 2024_Kurnadi | en_US |
dc.description.abstract | Kapal tongkang merupakan kapal dengan karakteristik lambung datar yang
mengapung dan digunakan sebagai kapal muatan maupun dermaga apung. Kapal
tongkang tidak memiliki alat penggerak sendiri sehingga harus ditarik oleh kapal
tunda (tugboat) agar bisa berlayar. Salah satu permasalahan yang sering ditemui
pada kapal tongkang adalah bertambahnya hambatan kapal ketika memasuki
perairan laut, sehingga tarikan kapal tongkang oleh tugboat menjadi berat. Banyak
faktor yang mempengaruhi permasalahan tersebut, salah satunya adalah bentuk
skeg yang digunakan pada kapal tongkang. Reposisi skeg dengan sudut defleksi
menjadi salah satu solusi yang optimal karena mampu mengurangi hambatan
kapal tongkang pada kondisi existing skeg. Sudut defleksi yang digunakan adalah
5⁰, 10⁰ dan -10⁰. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan antara existing skeg
dengan kondisi reposisi skeg pada kapal tongkang menggunakan metode
Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk mendapat hasil yang optimal dalam
analisis hambatan dan pola aliran kapal tongkang.
Hasil analisis dan simulasi menggunakan metode CFD menunjukkan hasil
sebagai berikut.
a. Nilai hambatan yang paling rendah terjadi pada kondisi sudut reposisi 10⁰
yaitu sebesar 87,564 kN pada kecepatan 4 knot, 136,267 kN pada kecepatan
5 knot, 195,417 kN pada kecepatan 6 knot dan 265,270 kN pada kecepatan
7 knot. Sedangkan nilai hambatan yang paling tinggi terjadi pada kondisi
sudut reposisi -10⁰ yaitu sebesar 98,862 kN pada kecepatan 4 knot, 153,953
kN pada kecepatan 5 knot, 221,227 kN pada kecepatan 6 knot dan 300,333
kN pada kecepatan 7 knot.
b. Pola aliran yang dihasilkan menunjukkan bahwa kapal tongkang dengan
sudut reposisi 5⁰ mengalami turbulensi yang kecil dibandingkan dengan
sudut reposisi 10⁰, kondisi existing dan -10⁰ mengalami turbulensi paling
besar pada area buritan kapal.
c. Nilai velocitu u yang paling tinggi terjadi pada kondisi sudut reposisi 5⁰
yaitu sebesar 2,2065 m/s pada kecepatan 4 knot, 2,7588 m/s pada kecepatan
5 knot, 3,3110 m/s pada kecepatan 6 knot dan 3,8625 m/s pada kecepatan 7
knot. Sedangkan nilai velocity u paling rendah terjadi pada kondisi sudut
reposisi 10⁰ yaitu sebesar sebesar 2,1895m/s pada kecepatan 4 knot 2,7391
m/s pada kecepatan 5 knot, 3,2869 m/s pada kecepatan 6 knot dan 3,8325
m/s pada kecepatan 7 knot. | en_US |
dc.description.sponsorship | 1. Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T.
2. Wazirotus Sakinah, S.Pd., M.T. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Teknik | en_US |
dc.subject | Barge | en_US |
dc.subject | Skeg | en_US |
dc.subject | Resistance | en_US |
dc.subject | Pola Aliran | en_US |
dc.subject | Tongkang | en_US |
dc.title | Analisis Reposisi Skeg Kapal Tongkang Terhadap Hambatan dan Pola Aliran Menggunakan Metode Computational Fluid Dynamics | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Teknik Konstruksi Perkapalan | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Wazirotus Sakinah, S.Pd., M.T. | en_US |
dc.identifier.validator | Teddy | en_US |