dc.description.abstract | Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada
setiap jenjang pendidikan formal, mulai dari pendidikan di sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Matematika memegang peranan yang sangat penting dalam
suatu proses pembelajaran karena matematika berfungsi sebagai sarana berpikir
ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan
berpikir logisnya. Namun, di masyarakat khususnya siswa mayoritas berpendapat
dan beranggapan bahwa matematika adalah bidang studi yang cukup sulit karena
berhubungan dengan rumus dan angka. Sehingga siswa mendengarkan penjelasan
guru jika diperhatikan, jika diberikan kesempatan bertanya mereka hanya diam,
jika diberikan pertanyaan hanya beberapa siswa yang menaggapi, sedangkan yang
lainnya hanya diam. Selain itu guru juga kurang memanfaatkan situasi nyata yang
ada di sekitar siswa, sehingga siswa sulit memahami materi yang diberikan guru.
Dilain pihak, kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar di sekolah-sekolah
menengah masih relatif rendah. Rendahnya hasil belajar matematika ini
disebabkan oleh tuntutan kurikulum yang lebih menekankan pada pencapaian
target. Semua bahan harus selesai diajarkan dan bukan pemahaman siswa terhadap
konsep matematika. Faktor lain yang cukup penting adalah bahwa keaktifan siswa
terhadap pembelajaran di kelas selama ini dilakukan oleh guru melalui
penyampaian informasi, sedangkan siswa hanya pasif mendengarkan dan
menyalin. Guru biasanya member contoh soal dilanjutkan dengan member soal
latihan yang sifatnya rutin dan kurang melatih daya nalar siswa. Hal ini
menyebabkan hasil belajar siswa rendah dan siswa lebih berorientasi pada guru,
sehingga mereka malas untuk memahami dan menemukan sendiri konsep dengan
benar.
Salah satu usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan
menerapkan Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Pembelajaran
ini merupakan suatu proses untuk mengkontruksi konsep-konsep matematika dan
strategi penyelesaian suatu masalah dimana si pembelajar (siswa) harus aktif. Dan
pembelajaran ini harus dikaitkan dengan realita dan merupakan aktifitas manusia,
maka harus dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari.
Pembelajaran dengan metode ini sangat diperlukan karena dengan menggunakan
metode ini diharapkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sistim
Persamaan Linier Dua Variabel bisa meningkat. Kelebihan dari pembelajaran ini
adalah siswa lebih aktif dan lebih memahami materi karena guru mengaitkan
materi dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selain mempunyai kelebihan,
pembelajaran ini juga mempunyai kekurangan yaitu kurangnya waktu, karena
pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lebih lama dari pembelajaran biasa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Desain penelitian yang digunakan adalah adaptasi model skema Hopkins yaitu
rancangan penelitian yang terdiri dari 4 fase meliputi perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 1
Panarukan yang berjumlah 37 siswa. Metode yang digunakan untuk pengumpulan
data menggunakan metode observasi, metode wawancara, metode tes dan metode
dokumentasi. Pengambilan data dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Data yang diambil meliputi aktifitas siswa, aktifitas guru, dan hasil belajar siswa.
Data-data tersebut akan dianalisis dan analisis data yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian pada siklus I, aktivitas siswa belum maksimal, hasil tes
siklus I belum tuntas dan efektifitas pembelajaran sudah cukup efektif. Dengan
efektifitas pembelajaran sebesar 60,47% dan ketuntasan hasil belajar siswa secara
klasikal pada tes akhir yaitu 56,76%. Pada pertemuan selanjutnya diadakan
pembenahan RPP dan manajemen kelas, hal ini diharapkan setelah siklus kedua
berlangsung nilai tes akhir siswa dapat meningkat, menjadi sudah tuntas, begitu
juga dengan aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta efektifitas guru dalam
pembelajarannya. Berdasarkan analisis terhadap tes akhir siklus II, dapat
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan model
Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dan pembelajaran Sistim
Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) sudah tuntas. Hal ini dapat dilihat dari
persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada tes akhir siklus II
yaitu 89,19%, dengan efektifitas pembelajaran sebesar 62,84 %. Keaktifan siswa
pada siklus II meningkat disbanding siklus sebelumnya.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa
Pembelajaran Matematika Realisti Indonesia (PMRI) mampu meningkatkan
aktifitas siswa dan guru serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B
SMP Negeri 1 Panarukan. | en_US |