Show simple item record

dc.contributor.authorHANDOKO, Agung Rizki Juwi
dc.date.accessioned2024-06-21T07:11:09Z
dc.date.available2024-06-21T07:11:09Z
dc.date.issued2023-08-30
dc.identifier.nim180210402109en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/121758
dc.descriptionvalidasi_repo_firli_Desember_2023_19; Finalisasi oleh Taufik Tgl 21 Juni 2024en_US
dc.description.abstractMitos adalah bagian dari folklor yang berupa kisah masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta, serta diangap benar-benar terjadi oleh yang mempercayainya. Berdasarkan bentuk kesastraan yang ada, mitos di Indonesia disebarkan dan diturunkan dalam bentuk hibrida (berpadu) dengan bentuk tradisi yang lain yang sangat beragam, dan tidak dalam bentuk mite (dongeng kepercayaan) saja. Bentuk-bentuk tradisi lisan yang dimaksud misalnya, sage, mite, fable, legenda, dongeng, epos, kepercayaan rakyat, puisi dan nyanyian rakyat, ungkapan tradisional (peribahasa), mantra, dan pertanyaan tradisonal (teka-teki). Hal tersebut sesesuai dengan pendapat Wulandari (dalam Susanti, 2013:1), yang menyatakan dalam "Kebudayaan memiliki bentuk yang bersifat konkret dan bersifat abstrak" salah satu bentuk kebudayaan yang bersifat abstrak adalah mitos. Mitos adalah suatu kepercayaan dalam masyarakat yang berupa cerita dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi satu ke generasi berikutnya. Pusaka Wedung Pace ini juga mempuyai beberapa ciri-ciri diantaranya Handel Wedung Pace dibentuk atau diukir menyerupai kepala burung tatat (jenis burung betet), Panjang bilah rata-rata diatas 45 cm, lebarnya tidak lebih dari 2,5-3 cm, sedangkan ketebalannya rata-rata 5-6mm, dengan pangkal bilah yang lebih kecil dari bagian ujung bilah. Pada Wedung Pace, ujung bilah berbentuk tumpul tajam dan tidak runcing. Bentuk bilah Wedung Pace membentuk menyerupai lengkung pelepah pisang jika dibalik Wedung Pace mengandung besi meteorid atau sejenisnya, sehingga jika diberikan warangan campuran-campuran logam tersebut membentuk sejenis pamor seperti pamor yang ada di bilah keris pada umumnya. Wedung Pace memiliki besi atau logam yang sudah menjadi bilah terkesan kasar (ngerasak) namun kuat. Penelitian ini dirancang menggunakan kualitatif dengan pendekatan etnografi. Data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Data berasal dari wawancara dari narasumber. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Hasil dan simpulan pada penelitian ini terbagi menjadi lima subab. Pertama wujud mitos Penyucian Pusaka Wedung Pace masyarakat Desa Pace, Silo, Kabupaten Jember. Kedua hubungan mitos Penyucian Pusaka Wedung Pace dengan sejarah PKI di Desa Pace, Silo, Kabupaten Jember serta prosesi ritual Penyucian Pusaka Wedung Pace. Ketiga makna simbolik yang terkandung dalam mitos Penyucian Pusaka Wedung Pace. Keempat fungsi dan nilai yang terkandung dalam mitos Penyucian Pusaka Wedung Pace Masyarakat Desa Pace, Silo, Kabupaten Jember dan yang kelima pemanfaatan mitos Penyucian usaka Wedung Pace Masyarakat Desa Pace, Silo, Kabupaten Jember sebagai alternative pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA/MA yang meliputi: identitas pembelajaran, materi pembelajaran teks cerita rakyat. Saran yang dapat diberikan adalah 1) Disampaikan berdasarkan hasil penelitian mengenai mitos Penyucian Pusaka Wedung Pace masyarakat Desa Pace, Silo, Kabupaten Jember. adalah sebagai berikut: Dalam penelitian mitos Penyucian Pusaka Wedung Pace masyarakat Desa Pace, Silo, Kabupaten Jember. Penelitian ini terbatas data-data mengenai ritual yang dilakukan di desa Pace belum sepenuhnya terungkap karena terhambat oleh waktu dan tenaga. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya diharapkan untuk memfokuskan penelitiannya pada upacara Tradisi Penyucian pusaka. 2) Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa asal-usul mitos Penyucian Pusaka Wedung Pace masyarakat Desa Pace, Silo, Kabupaten Jember. memiliki nilai dan fungsi yang didalamnya dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat. 3) Bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia wujud mitos Penyucian Pusaka Wedung Pace masyarakat Desa Pace, Silo, Kabupaten Jember. ini dapat digunakan sebagai alternatif materi pembelajarn tentang cerita rakyat.en_US
dc.description.sponsorship1. Dr. Akhmad Taufiq, M.Pd. 2.Siswanto, S.Pd., M.A.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikanen_US
dc.subjectETNOGRAFIen_US
dc.subjectFOLKLORen_US
dc.subjectMITOSen_US
dc.subjectBUDAYA JEMBERen_US
dc.subjectPUSAKA WEDUNG PACEen_US
dc.titleMitos Penyucian Pusaka Wedeng Pace Masyarakat Desa Pace Kabupaten Jemberen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiaen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Akhmad Taufiq, M.Pd.en_US
dc.identifier.pembimbing2Siswanto, S.Pd., M.A.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_firli_Desember_2023_19en_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record