PENERAPAN MODEL INSTRUKSIONAL DDFK (DEFINISI, DESAIN, FORMULASI, KOMUNIKASI) PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 JEMBER TAHUN AJARAN 2005/2006 (Sub Pokok Bahasan Penerapan Persamaan Garis Lurus)
Abstract
Faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah motivasi belajar. Motivasi belajar dapat terlihat pada aktivitas siswa dalam kelas, sehingga jika motivasi belajar menurun maka aktivitas siswa akan menurun dan hasil belajar siswapun akan menurun. Strategi untuk mengatasi menurunnya motivasi belajar siswa yaitu dengan penerapan model instruksional DDFK (Definisi, Desain,
Formulasi, Komunikasi) Problem Solving. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses belajar mengajar dan ketuntasan siswa dalam belajar dengan mengunakan model instruksional DDFK Problem Solving.
Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas VIIIA SMP Negeri 5 Jember yang terdiri dari satu siklus. Akan tetapi setiap selesai satu pertemuan diadakan refleksi untuk mengetahui daya serap siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian adalah metode observasi, wawancara,dan metode tes.
Hasil pelaksanaan model instruksional DDFK Problem Solving didapatkan bahwa siswa senang dan antusias belajar. Akan tetapi model ini sangat tepat bila diterapkan pada kelas yang siswanya berkemampuan tinggi, bila tidak, guru harus
menggunakan metode ceramah untuk memperlancar pelaksanaan model instruksinal tersebut. Dari hasil pelaksanaanya juga diketahui kelemahan siswa dalam melaksanakan fase-fase DDFK adalah saat fase desain solusi karena siswa tidak dapat memahami soal cerita dengan baik dan juga kurang teliti dalam perhitungan aljabar. Setelah data terkumpul dianalisis sehingga memperoleh hasil rata-rata aktivitas siswa pada pertemuan pertama mencapai 84,78% sedangkan rata-rata aktivitas siswa pada pertemuan kedua mencapai 86,78% sedangkan ketuntasan siswa dalam belajar pada pertemuan pertama mencapai 76,08% dengan jumlah siswa yang
tidak tuntas sebanyak 11 siswa sedangkan ketuntasan siswa pada tes terakhir mencapai 84,78% dengan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 7 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar.