dc.contributor.author | SETIAWAN, Moh Rizqi | |
dc.date.accessioned | 2024-06-19T02:53:09Z | |
dc.date.available | 2024-06-19T02:53:09Z | |
dc.date.issued | 2024-01-25 | |
dc.identifier.nim | 202210101020 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/121558 | |
dc.description | validasi_repo_firli_Maret_2024_6 | en_US |
dc.description.abstract | Transaksi jual beli obat merupakan hal umum dilakukan di apotek. Jual beli
obat sendiri memiliki berbagai peraturan khusus, seperti obat keras yang salah
satunya adalah antibiotik yang dalam transaksi jual belinya diharuskan untuk
disertai oleh resep dokter. Namun di lapangan sendiri masih banyak dilakukannya
penjualan obat keras tanpa disertai oleh resep dari dokter. Antibiotik sendiri
merupakan obat yang digunakan menghambat pertumbuhan bakteri, dimana
penggunaannya yang berlebihan dapat menyebabkan munculnya resistensi
terhadap antibiotik tersebut. Resistensi bakteri terhadap antibiotik merupakan
masalah yang serius, di Eropa sebanyak 25.000 orang dari 400.000 orang
meninggal akibat infeksi bakteri yang resisten, di Indonesia sendiri kasus resistensi
sulit diatasi karena bersifat sporadic, bahkan terdapat penelitian yang melakukan
penelitian mengenai uji resistensi antibiotik di Rumah Sakit kota Jambi, didapatkan
bahwa bakteri Staphylococcus aureus telah 100% resisten terhadap obat
ceftriaxone, 66,66% resisten dengan aminoglikosida, dan 33,33% resisten dengan
obat cefoperazon. Oleh karena itu evaluasi terhadap pelayanan antibiotik di suatu
apotek sangatlah diperlukan untuk menilai apakah di daerah tersebut proses jual
beli antibiotik sudah sesuai dengan peraturan yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelayanan antibiotik tanpa
resep di apotek Kabupaten Jember daerah rural menggunakan metode simulasi
pasien. Penelitian ini melibatkan 48 apotek yang berada di Kecamatan Rambipuji,
Kecamatan Bangsalsari, Kecamatan Puger, Kecamatan Balung, dan Kecamatan
Ambulu sebagai populasi dan sampel penelitian. Metode simulasi pasien dengan
skenario kasus common cold telah digunakan untuk mengamati praktik pelayanan
antibiotik di apotek, termasuk praktik penggalian informasi pasien dan pemberian
informasi obat. Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah proportional random sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 48 apotek (100%) atau seluruh
apotek melayani pembelian antibiotik tanpa resep, dan tidak ada apotek (0%) yang
melakukan penggalian informasi pasien dan pemberian informasi obat terhadap
pasien. Namun terdapat 7 apotek (14,58%) yang melakukan penggalian informasi
dan 47 apotek (97,92%) yang melakukan pemberian informasi obat secara tidak
spontan, yakni setelah peneliti bertanya mengenai cara penggunaan obat tersebut. | en_US |
dc.description.sponsorship | apt. Ika Norcahyanti, S.Farm., M.Sc.
apt. Ema Rachmawati, S.Farm., M.Sc. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Farmasi | en_US |
dc.subject | Antibiotik | en_US |
dc.subject | Simulasi pasien | en_US |
dc.subject | Evaluasi Layanan | en_US |
dc.subject | Apotek | en_US |
dc.title | Evaluasi Pelayanan Antibiotik Tanpa Resep di Apotek Kabupaten Jember Dengan Metode Simulasi Pasien | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Farmasi | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | apt. Ika Norcahyanti, S.Farm., M.Sc. | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | apt. Ema Rachmawati, S.Farm., M.Sc. | en_US |
dc.identifier.validator | validasi_repo_firli_Maret_2024_6 | en_US |
dc.identifier.finalization | 0a67b73d_2024_06_tanggal 19 | en_US |