PERBANDINGAN KOMPLIKASI MALUNION PADA PASIEN FRAKTUR HUMERUS PASCA TERAPI OPERATIF DAN NON OPERATIF DI RS BINA SEHAT KABUPATEN JEMBER
Abstract
Fraktur Humerus merupakan fraktur yang sering terjadi. Bahkan fraktur
humerus proksimal merupakan fraktur ketiga tersering. Secara presentase, fraktur
diafisis humerus mencapai 1,2% dari semua kasus fraktur. Kasus fraktur diafisis
humerus dapat ditangani secara operatif maupun konservatif. Komplikasi lanjutan
yang dapat terjadi tergantung pilihan terapi apa yang dipilih. Komplikasi lanjutan
yang sering adalah malunion. Beberapa penelitian menilai mana terapi yang lebih
efektif untuk fraktur batang humerus. Annie Hayashi pada Desember 2009
mengatakan bahwa tindakan operatif dapat memberikan hasil yang mungkin lebih
baik dibanding non operatif. Sedangkan Muzahim tahun 2011 mengatakan bahwa
tindakan non operatif memiliki kemungkinan komplikasi yang lebih kecil
dibandin operatif. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui perbandingan
komplikasi malunion pada pasien fraktur humerus yang diterapi secara operatif
dan non operatif. Sedangkan tujuan khusus penelitian adalah untuk mengetahui
perbandingan pemendekan, angulasi, serta rotaasional pada pasien fraktur
humerus pasca terapi operatif dan non operatif.
Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan menggunakan
metode sampel jenuh. Jumlah sampel yang digunakan 38 orang untuk kelompok
operatif dan 53 orang untuk kelompok non operatif. Penjaringan sampel
menggunakan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Penelitian dilakukan di masing
– masing domisili sampel. Analisis data menggunakan Microsoft Excel 2007 dan
SPSS dengan menggunakan Saphiro-Wilk Test, Independent t-Test, Chi-Square
Test dan Mann-whitney Test.
i
Pada penelitian ini didapatkan sampel sebanyak 32 orang yaitu 15 orang
dari kelompok operatif dan 17 orang dari kelompok non operatif. Dari uji statistik
data pemendekan didapatkan hasil yang signifikan (p = 0,029). Hal ini berarti
terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara terapi operatif dan non operatif.
Pada hasil uji statistik data rotasi interna didapatkan hasil yang signifikan (p =
0,049 ). Hal ini menunjukan terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara terapi
operatif dan non operatif. Pada hasil uji statistik data rotasi eksterna didapatkan
hasil yang signifikan (p = 0,006). Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan
kemampuan rotasi eksterna pasien dari sampel kelompok operatif dan non
operatif. Sedangkan dari penilaian angulasi juga mendapatkan hasil yang
signifikan (p = 0,045). Hal ini menunjukan terdapat perbandingan angulasi yang
signifikan antara kelompok pasien dengan terapi operatif dan non operatif.
Dari analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
pemendekan, rotasi interna, rotasi eksterna, dan penilaian angulasi memiliki
perbedaan signifikan antara kelompok operatif dan non operatif.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]