dc.contributor.author | PRATAMA, Aurania Putri | |
dc.date.accessioned | 2024-06-11T02:54:31Z | |
dc.date.available | 2024-06-11T02:54:31Z | |
dc.date.issued | 2024-06-10 | |
dc.identifier.nim | 201810401031 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/121293 | |
dc.description.abstract | Kelenjar saliva Ae. albopictus mengandung beberapa protein yang berperan
sebagai antihemostatik, vasodilator, dan imunomodulator yaitu dapat menentukan
keberhasilan transmisi virus dengue. Protein kelenjar saliva Ae. albopictus yang
telah teridentifikasi sebagai imunomodulator yaitu pita protein 31 kDa, 67 kDa dan
47 kDa. Protein 31 kDa diduga memiliki komponen protein D7. Paparan berulang
dengan protein 31 kDa pada mencit (Mus musculus) dapat memodulasi respon imun
spesifik pada inang. Respon imun inang akan mengalami perubahan adri subset Th1
kearah subset Th2 yang dapat ditandai dengan penurunan konsentrasi sitokin IFNγ dan kenaikan sitokin IL-4.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui respon imun seluler
Th1 (IFN- γ) dan Th2 (IL-4) pada mencit (Mus musculus) pasca paparan berulang
protein 31 kDa dari kelenjar saliva Ae. albopictus. Pengukuran sitokin IFN- γ dan
IL-4 dilakukan dengan metode ELISA. Hewan coba dibagi menjadi 3 kelompok
perlakuan yaitu kontrol negatif (buffer), kontrol adjuvant dan protein 31 kDa +
adjuvant. Injeksi dilakukan setiap 2 minggu sekali selama 6 minggu pada bagian
subkutan. Pengambilan darah dilakukan selama pada minggu ke-0; ke-2; ke-4 dan
ke-6, kemudian dilakukan preparasi serum darah. Serum darah yang telah
didapatkan dilakukan analisis konsentrasi sitokin IFN- γ dan IL-4 dengan
menggunakan ELISA Kit. Prosedur metode ELISA sesuai manual book Bioassay
Technology Laboratory ELISA Kits with Pre-Coated Plates Mouse dengan
menggunakan teknik sandwich ELISA.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan
berbeda nyata dengan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan protein 31 kDa +
adjuvant menunjukkan konsentrasi sitokin IFN-γ lebih rendah dibanding dengan
kelompok lainnya. Pada kelompok kontrol (buffer) dan kontrol (adjuvant)
menunjukkan konsentrasi IFN- γ yang cenderung sama. Sedangkan pada kelompok
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
vii
perlakuan protein 31 kDa + adjuvant mengalami penurunan. Hasil analisis statistik
kelompok perlakuan berbeda nyata dengan kelompok kontrol. Pada kelompok
kontrol (buffer) dan kontrol (adjuvant) konsentrasi sitokin IL-4 terdapat sedikit
kenaikan. Sedangkan pada kelompok perlakuan protein 31 kDa + adjuvant
mengalami peningkatan yang signifikan. Paparan berulang pada kelompok
perlakuan protein 31 kDa + adjuvant menunjukkan adanya penuruan sitokin IFNγ dan kenaikan sitokin IL-4. Berdasarkan hasil tersebut, protein 31 kDa dapat
memodulasi respon imun dari subset Th1 kearah subset Th2. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam | en_US |
dc.subject | SITOKIN IFN γ | en_US |
dc.subject | SITOKIN IL-4 | en_US |
dc.subject | KELENJAR SALIVA | en_US |
dc.title | Analisis Sitokin IFN- γ Dan IL-4 pada Mencit (Mus musculus) pasca Paparan Protein Fraksi 31 kDa Kelenjar Saliva Aedes albopictus | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Biologi | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Dr. Rike Oktarianti, M.Si. | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Syubbanul Wathon, S.Si., M.Si. | en_US |
dc.identifier.validator | Teddy | en_US |
dc.identifier.finalization | 0a67b73d_2024_06_tanggal 11 | en_US |