dc.description.abstract | Kabupaten Kutai Timur merupakan daerah yang memiliki potensi
eksplorasi lebih lanjut untuk mengembangkan sumberdaya batubara.
Permasalahan yang sering terjadi dalam eksplorasi batubara yaitu jarak lubang
bor. Jarak lubang bor dalam eksplorasi batubara harus terus diteliti,
dipertimbangkan, dan dioptimalkan karena faktor-faktor geologi dan ekonomi.
Penelitian yang terus-menerus diperlukan untuk memahami sifat-sifat batubara
dan formasi geologi. Sementara itu, pertimbangan ekonomi diperlukan untuk
memastikan efisiensi dalam kegiatan pengeboran. Optimisasi jarak lubang bor
dapat mengurangi biaya eksplorasi dan masih bisa mendapatkan hasil yang akurat
dalam estimasi klasifikasi sumberdaya. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor
ini, penelitian ini dilakukan untuk mengoptimasi jarak lubang bor pada endapan
batubara seam X di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur dengan beberapa
parameter yang digunakan yaitu kadar abu, nilai kalori, kadar air, total sulfur, dan
ketebalan. Adapun tujuan yang harus diketahui untuk mengoptimasi jarak lubang
bor pada penelitian ini yaitu mengetahui karakteristik lubang bor, analisis
variografi, nilai relatif eror dengan metode Global Estimation Variance (GEV),
dan optimasi jarak lubang bor (klasifikasi sumberdaya) dengan membandingkan
nilai relatif eror dari GEV dengan SNI 5015:2019 pedoman pelaporan hasil
eksplorasi, sumberdaya, dan cadangan batubara.
Karakteristik lubang bor bisa dilihat dari beberapa parameter yaitu litologi
lubang bor, analisis statistik deskriptif, dan kondisi geologi. litologi lubang bor
pada penelitian ini dimulai dari Batupasir (Sandstone), Batulanau (Siltstone), Batu
Lumpur (Mudstone), Serpihan batubara (Coaly Shale), Batubara (Coal), Sekis
(Schist), Batu Besi (Ironstone). Sedangkan untuk Analisis statistik deskriptif
parameter kualitas dan ketebalan batubara pada data 95 lubang bor telah dianggap berdistrbusi normal, karena koefesien variasi kurang dari 0,5. Distribusi normal
tersebut dianggap sudah tidak memiliki dampak yang siginifikan untuk analisis
selanjutnya. Analisis statistik ini digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis,
dan mengkarakteristik lubang bor sehingga dapat memberikan informasi yang
berguna dalam pengambilan keputusan dalam optimasi jarak lubang bor.
Berdasarkan analisis kondisi geologi dari SNI 5015:2019 Kutai Timur untuk seam
X termasuk dalam kondisi geologi moderat dengan tentang jarak titik pengamatan
dan klasifikasi sumberdaya batubara denga jarak lubang bor antara 500 < x ≤
1000 m (tereka), 250 < x < 500 (tertunjuk), x < 250 (terukur).
Setelah mengetahui karakteristik lubang bor, maka analisis variogram bisa
lakukan untuk perhitungan nilai relatif eror. Pada analisis ini, model sperical
dengan omnidirectional digunakan untuk ketebalan lapisan dan kualitas batubara.
Ketebalan menunjukkan range tertinggi yaitu 1440 m. Sementara total sulfur
menunjukkan range terendah yaitu 300 m. Nilai nugget effect dan sill dalam
konteks variasi kualitas dan ketebalan batubara dapat bervariasi tergantung pada
karakteristik data. Nugget effect, sill, dan range digunakan untuk perhitungan
nilai relatif eror dengan metode Global Estimation Variance. Pada penelitian ini
kadar abu dan total sulfur menunjukkan nilai relatif eror yang tinggi dan
klasifikasi sumberdaya yang bervariasi mulai dari 7,89% - 9,02% Terukur, antara
11.06 % - 17.97% Tertunjuk, dan 21.49% - 98.77% Tereka. Sehingga untuk
klasifikasi sumberdaya batubara, kadar abu dan total sulfur menjadi acuan dasar
digunakan sebagai analisis jarak lubang bor dengan beberapa skenario. Skenario
jarak lubang bor yang dipakai yaitu 100, 250, 500, 750, 1000, 1500. Hasil
penelitian ini parameter kadar adu dan total sulfur menunjukkan klasifikasi
sumberdaya terukur, tertunjuk, tereka di peroleh jika jarak lubang bor kurang dari
250, antara 250 m – 500 m, dan lebih besar dari 500 m. Klasifikasi ini juga telah
memenuhi jarak titik pengamatan untuk kondisi geologi moderat Kutai Timur
sesuai dengan SNI 5015:2019 pedemon klasifikasi sumberdaya dan cadangan.
Dengan demikian lubang bor yang ada pada penelitian ini dengan jarak rata-rata
100 m – 200 m di lapangan memenuhi syarat untuk sumberdaya terukur. | en_US |