dc.description.abstract | Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun, kronis dan
sistemik dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami
peradangan sehingga terjadi pembengkakan, nyeri yang sering kambuh dan
akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Penanganan pada RA
bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit dan tidak nyaman yang
dirasakan oleh pasien. Pengobatan pada umumnya menggunakan obat golongan
antiinflamasi non steroid (NSAID). NSAID lebih banyak digunakan karena dapat
mengendalikan gejala seperti rasa nyeri akibat dari peradangan. Namun,
penggunaan NSAID dalam jangka panjang dapat menyebabkan memiliki efek
samping pada gastrointestinal seperti perdarahan gastrointestinal, kerusakan usus
kecil, ulkus gastrointestinal, gastropati dan kerusakan mukosa lambung, dapat
menyebabkan cedera ginjal akut reversibel, nekrosis tubular, dan nefritis interstitial.
Oleh karena itu, dilakukan pengembangan obat yang berasal dari tanaman. Salah
satu tanaman yang berpotensi sebagai anti-RA adalah temu giring. Temu giring
merupakan tanaman dari genus Curcuma yang mengandung zat aktif kurkumin.
Kurkumin telah banyak dilaporkan sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan aktivitas
antibakteri. Selain kurkumin, temu giring juga mengandung banyak senyawa kimia,
seperti minyak atsiri, saponin, flavonoid, tanin, amilum, dan lemak. Salah satu
model hewan uji untuk mendapatkan model RA yaitu menggunakan metode induksi
Completed Freund’s Adjuvant (CFA). Injeksi subkutan intraplantar CFA
menyebabkan hewan uji mengekspresikan mediator inflamasi yang dapat
melibatkan migrasi leukosit ke jaringan cedera untuk membunuh patogen melalui
fagositosis. Pada kondisi inflamasi kronis, terjadi kegagalan terhadap resolusi sel
leukosit tersebut sehingga respon peradangan terjadi secara berkepanjangan
sehingga menyebabkan kerusakan pada bagian sendi. Tujuan dari penelitian ini
ialah untuk mengetahui pengaruh aktivitas fraksi etil asetat rimpang temu giring
dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 500 mg/kgBB terhadap jumlah leukosit,
neutrofil dan limfosit mencit yang diinduksi CFA.
Mencit sebanyak 24 ekor dibagi menjadi dua kelompok untuk uji aktivitas
anti-rheumatoid arthritis, yaitu 4 ekor kelompok sham yang diinjeksi dengan
normal salin, dan kelompok perlakuan sebanyak 20 ekor dengan injeksi CFA secara
intraplantar pada hari ke-0. Mencit kelompok perlakuan kemudian dirandomisasi
kembali dan dibagi menjadi kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan
kelompok dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 500 mg/kgBB. Pada hari ke-5
hingga hari ke-14 masing-masing kelompok diberikan perlakuan secara oral,
diantaranya kelompok sham dan kontrol negatif diberikan CMC-Na, kontrol positif
diberikan natrium diklofenak 10 mg/kgBB, tiga kelompok ekstrak masing-masing
diberikan dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan kelompok dosis 500mg/kgBBix
fraksi etil asetat rimpang temu giring. Pada hari ke-15 dilakukan pengambilan darah
seluruh kelompok mencit melalui orbital mata.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan jumlah leukosit total dan
persentase neutrofil serta adanya penurunan persentase limfosit pada kelompok
negatif yang diinjeksi CFA dibandingkan dengan kelompok sham yang diinjeksi
normal salin. Kelompok negatif memiliki peningkatan jumlah leukosit total dan
persentase neutrofil lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya yang
diinjeksi oleh CFA serta memiliki penurunan persentase limfosit lebih banyak
dibandingkan kelompok lain dan berbeda secara signifikan (p<0,05). Berdasarkan
uji statistik, pemberian fraksi etil asetat rimpang temu giring pada dosis 250
mg/kgBB dapat menurunkan jumlah leukosit total dan persentase neutrofil, serta
meningkatkan persentase limfosit lebih baik dibandingkan dengan dosis 125
mg/kgBB. Dosis 250 mg/kgBB tidak berbeda signifikan (p>0,05) dengan dosis 500
mg/kgBB dan kelompok positif, tetapi berbeda signifikan (p<0,05) dengan
kelompok negatif dalam menurunkan leukosit dan neutrofil, serta meningkatkan
limfosit. Hal ini dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat temu giring dosis 250
mg/kgBB dapat menurunkan jumlah leukosit total dan persentase neutrofil serta
meningkatkan persentase limfosit dalam darah pada mencit arthritis yang diinduksi
CFA. | en_US |