OPTIMALISASI PANJANG PLAT WO SEBAGAI SENSOR ALKOHOL DENGAN MENGGUNAKAN PELARUT PEG 10000
Abstract
Perkembangan IPTEK sekarang ini telah menuju pada segala sesuatu yang
serba praktis dan mudah serta ditunjang oleh manfaatnya yang besar. Berdasarkan
prediksi yang diharapkan mengalami perkembangan pesat adalah teknologi sensor.
Teknologi sensor yang juga banyak digeluti oleh para peneliti di bidang sensor adalah
sensor yang berdasarkan metal oksida atau semikonduktor. Teknologi yang
memanfaatkan keunggulan sifat semikonduktor suatu bahan merupakan teknologi
yang cukup menjanjikan bagi masa depan mengingat harganya yang murah,
bentuknya yang lebih kecil, lebih tahan lama dan kemampuan konduktifitas dari
semikonduktor yang dapat berubah-ubah.
Sensor gas dengan menggunakan bahan dasar WO
dibuat untuk mendeteksi
gas dengan kesensitifan yang lebih baik dibandingkan yang lain berdasarkan sifat
fisik maupun kimianya. Proses kimia yang digunakan untuk mendapatkan struktur
kristal WO
3
vii
3
yang berukuran nanopartikel adalah dengan metode sol-gel lapis tipis.
Metode ini diharapkan akan menghasilkan bahan sensor yang relatif sangat sensitif
untuk mendeteksi adanya gas. Pelarut yang digunakan adalah polietilenglikol
Pada penelitian ini memiliki tujuan untuk membuat bahan sensor WO
yang
sensitif terhadap gas alkohol, menentukan panjang plat WO
yang paling sensitif
terhadap gas alkohol, dan menentukan temperatur optimum yang digunakan pada
proses pengujian bahan sensor WO
3
3
.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Instrumen Kimia Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Peralatan yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain, kolom kromatografi cair, hotplate,
3
pengaduk magnetik, pipet mohr, pipet tetes, ball pipet, multimeter, botol kecil, bekker
glass, oven, labu ukur, kapas,biuret, spatula, pengaduk, tisu. Bahan yang dibutuhkan
adalah Na
2
WO
4
.2H
O, HCl Pa, HCl 2M, resin penukar ion, aquades, PEG 10000
2
Pada penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap penting yaitu pertama proses
pembentukan sol. Pada proses ini sampel H
WO
ditetesi HCl untuk terbentuknya
sol, disinilah proses koloid terbentuk. Koloid inilah yang menunjukkan terbentuknya
sol. Tahap kedua adalah proses pembentukan gel. Proses pembentukan ini dilakukan
dengan melarutkan sampel dengan PEG yang kemudian dipanaskan hingga terbentuk
gel. Pemanasan dilakukan pada temperatur 80
O
4
C secara pelan-pelan. Tahap ketiga
adalah kalsinasi, dimana pada proses ini dilakukan pemanasan secara bertahap dalam
oven hampa udara. Proses kalsinasi dilakukan untuk menghilangkan pelarut dari
sampel, sehingga sampel akan menjadi sampel yang murni WO
. Kemudian sampel
diuji kesensitifannya terhadap keberadaan gas alkohol.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kristal WO
3
3
yang berhasil dibuat
sebagai bahan sensor gas memiliki sifat yang sensitif terhadap keberadaan gas
alkohol yang dapat dilihat dari menurunnya nilai resistansi pada kristal WO
ketika
mengoksidasi keberadaan gas alkohol. Dari proses pengujian bahan sensor dengan
menggunakan alkohol, dapat disimpulkan bahwa panjang plat WO
mempengaruhi
besarnya resistansi yang dihasilkan. Panjang plat optimum adalah plat dengan ukuran
1x2 cm, dengan jarak elektroda 0,6 cm dan temperatur optimum pada 185
C.
Temperatur mempengaruhi nilai resistansi, semakin tinggi temperatur, resistansinya
semakin menurun. Temperatur optimum yang digunakan pada proses pengujian
sampel adalah ± 150-200
o
C.