dc.description.abstract | Menurut World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL), kualitas
hidup dapat diartikan sebagai pandangan hidup seseorang yang berkaitan dengan
budaya, nilai-nilai, dan faktor lain seperti tujuan, standar, harapan, dan perhatian.
Kualitas hidup remaja di Indonesia dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,
salah satunya keluarga. Kondisi keluarga dalam hal ini lebih difokuskan pada
keberfungsian keluarga. Keluarga dengan orang tua bercerai pasti akan mengalami
perbedaan dan perubahan dengan keluarga dengan orang tua utuh atau lengkap.
Perceraian yang terjadi akan sulit untuk dimaafkan dan berdampak pada anak-anak
mereka, terutama ketika anak itu masih remaja sehingga berpengaruh pada baik
buruknya kualitas hidup remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
kualitas hidup remaja dengan orang tua bercerai di Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Literature
Review. Pencarian arikel jurnal dalam penelitian ini menggunakan kata kunci yang
merupakan kombinasi dari komponen PICO(S) dan rumusan masalah dalam
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 10- 24 tahun,
belum menikah, memiliki orang tua bercerai, dan tinggal di Indonesia. Selain itu,
artikel yang digunakan dalam penelitian ini juga harus memenuhi syarat, seperti
berbahasa indonesia atau inggris, artikel dipublikasikan dalam rentang waktu 5
tahun terakhir sejak tahun 2018 hingga tahun 2022, dan membahas kualitas hidup
remaja dengan orang tua bercerai. Database yang digunakan dalam pencarian
literature review ini adalah Garuda, Google Schoolar, Sciencedirect, dan Pubmed.
Pencarian dari database tersebut mendapatkan sebanyak 187 artikel yang
kemudian diseleksi melalui seleksi judul, abstrak serta seleksi hasil dan pembahasan yang didapatkan artikel akhir dengan jumlah 31 artikel. Artikel
tersebut juga diekstraksi sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas hidup remaja dengan orang tua
bercerai tergantung pada masing-masing remaja tersebut. Kualitas hidup remaja
dapat dilihat dari empat kondisi WHOQOL-BREF, yaitu kondisi fisik, psikologis,
hubungan sosial, dan lingkungan. Kondisi fisik yang buruk dapat menurunkan daya
tahan dan energi remaja dengan orang tua bercerai akibat kelelahan yang
disebabkan karena stress, depresi, tertekan dan membuat ketidakteraturan waktu
istirahat. Remaja dengan kondisi psikologis yang baik akan membuat remaja
optimis dengan masa depannya, mandiri, lebih mendekatkan diri kepada Tuhan,
tetapi ada pula remaja menjadi inferior, pesimis, marah, cemas, kecewa, hingga
berpikiran untuk bunuh diri.
Kondisi hubungan sosial juga berpengaruh misalnya remaja memiliki respek
dan peduli pada dirinya sendiri dan orang lain (empati), mendapatkan dorongan
positif dari orang-orang disekitarnya, adapula remaja yang tidak mendapatkan
perhatian, dukungan, dan kasih sayang dari orang tuanya akibat perceraian. Selain
itu, baik buruknya kondisi lingkungan juga dapat berpengaruh pada kualitas hidup
remaja, yaitu dengan adanya perceraian orang tua membuat remaja lebih aktif
mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah, fokus pada sekolah, mengalihkan
perhatiannya dengan melakukan hal yang menyenangkan, seperti bermain dengan
teman, tetapi ada pula yang malas melanjutkan pendidikan, sering membolos,
hingga berdampak pada prestasi akademiknya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan bagi remaja dengan orang
tua bercerai untuk bersifat terbuka dan dapat bergabung pada berbagai komunitas
positif sehingga meningkatkan percaya diri. Disarankan untuk orang tua agar tetap
melakukan komunikasi intens dan memberikan perhatian sebagai bekal remaja
dalam menghadapi permasalahan akibat perceraian. DP3AKB disarankan untuk
membuat pelatihan terkait pengaturan stres dan kemampuan menyelesaikan
masalah. Untuk Dinas Pendidikan adalah optimalisasi peran layanan bimbingan
konseling di sekolah. Dan untuk masyarakat disarankan agar tidak melakukan
pelabelan negatif pada remaja dengan orang tua bercerai. | en_US |