Show simple item record

dc.contributor.authorIZZA, Nadya Nilufarul
dc.date.accessioned2024-05-11T22:33:23Z
dc.date.available2024-05-11T22:33:23Z
dc.date.issued2023-06-06
dc.identifier.nim192110101064en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/120470
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 7 Mei 2024_Kurnadien_US
dc.description.abstractStunting merupakan salah satu masalah kesehatan pada balita dan masih menjadi prioritas nasional bangsa Indonesia. Kabupaten Situbondo merupakan kabupaten yang melampaui ambang batas kasus stunting menurut WHO (20%) dengan prevalensi stunting tahun 2021 sebesar 23,7%. Kecamatan Kapongan memiliki persentase stunting yang tertinggi pada tahun 2020. Salah satu desa lokus stunting di tahun 2020 adalah Desa Gebangan, Kecamatan Kapongan, termasuk wilayah pertanian dan termasuk desa yang belum ODF (Open Defecation Free) karena terdapat masyarakat melakukan BABS di sungai. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis perilaku ibu dengan balita yang mengalami stunting mengenai personal hygiene dan sanitasi di wilayah pertanian Desa Gebangan Kabupaten Situbondo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian dilakukan pada bulan April 2023. Teknik pemilihan informan yaitu snowball sampling,Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor predisposing ibu balita stunting yaitu sebagian besar informan termasuk usia produktif (20-35 tahun), serta ibu rumah tangga dan sebagian kecil bekerja. Seluruh informan, memiliki pendidikan yang beragam (SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi), memiliki penghasilan keluarga yang rendah, beragama Islam menyatakan bahwa mengetahui ajaran Islam tentang menjaga kebersihan, serta termasuk dalam suku Madura dan menyatakan bahwa tidak ada budaya atau kebiasaan mengenai personal hygiene dan sanitasi. Faktor enabling yaitu seluruh informan memiliki sumber air bersih, tidak memiliki jamban sehat karena faktor ekonomi, dan tidak mempunyai tempat pembuangan sampah. Faktor reinforcing yaitu seluruh informan tidak mendapatkan dukungan keluarga (informatif, emosional, penghargaan dan instrumental) dalam berperilaku mengenai personal hygiene dan sanitasi. Tenaga kesehatan tidak rutin dalam memberikan edukasi melalui penyuluhan kepada ibu balita terkait personal hygiene dan sanitasi dan kader posyandu tidak memberikan edukasi rutin kepada ibu balita selama posyandu terkait personal hygiene dan sanitasi. Perilaku ibu mengenai personal hygiene dan sanitasi di wilayah pertanian yaitu, seluruh informan mencuci tangan hanya menggunakan air tanpa sabun, mencuci bahan pangan sebelum diolah tidak menggunakan air yang mengalir, mandi menggunakan sabun dua kali sehari dan membuang sampah di halaman rumah dengan cara dibakar, serta sebagian besar informan masih melakukan kegiatan buang air besar di sungai. Saran bagi instansi adalah memperhatikan keberlanjutan program perilaku stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF) dan bekerja sama dengan lintas sektor sebagai upaya dalam pencegahan stunting. Puskesmas Kapongan melaksanakan penyuluhan rutin bekerja sama dengan bidan desa dan kader posyandu terkait personal hygiene dan sanitasi kepada ibu balita sebagai salah satu pencegahan stunting pada balita.en_US
dc.description.sponsorship1. Dr. Dewi Rokhmah, S.KM., M.Kes.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherKesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectSTUNTINGen_US
dc.subjectPERSONAL HYGIENEen_US
dc.subjectSANITASIen_US
dc.subjectPERILAKU IBUen_US
dc.subjectBALITAen_US
dc.titlePerilaku Ibu dengan Balita yang Mengalami Stunting Mengenai Personal Hygiene dan Sanitasi di Wilayah Pertanian (Studi di Desa Gebangan, Kabupaten Situbondo)en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.typeOtheren_US
dc.identifier.prodiKesehatan Masyarakaten_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Dewi Rokhmah, S.KM., M.Kes.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_iswahyudi_nopember_2023_23en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record