Pengembangan LKS Berprograma pada Sub Pokok Bahasan Perpindahan Kalor di SMA
Abstract
Pembelajaran fisika merupakan salah satu permasalahan yang sering dihadapi
dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, khusunya pada tingkat sekolah menengah
atas (SMA) Berdasarkan hasil observasi di lapangan, diperoleh informasi bahwa
beberapa siswa SMA kurang tertarik dan aktif dalam kegiatan pembelajaran fisika di
kelas, serta sulit memahami beberapa konsep fisika yang diajarkan. Untuk mengatasi
hal tersebut, diperlukan inovasi dalam penyusunan perangkat pembelajaran yang
lebih baik, salah satu contohnya adalah LKS. Namun, pada kenyataannya LKS yang
digunakan sekolah tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
karena merupakan cetakan penerbit.
LKS berprograma diharapkan dapat menjawab permasalahan tersebut.
Pengimplementasian LKS berprograma dalam kegiatan pembelajaran dilakukan
dengan metode eksperimen. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mencari tahu dan
membuktikan sendiri apa yang telah mereka pelajari melalui kegiatan eksperimentasi.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk
menghasilkan LKS berprograma yang valid serta mengetahui tingkat pemahaman
konsep fisika dan kinerja praktikum siswa setelah menggunakan LKS tersebut. LKS
berprograma yang dikembangkan terbagi menjadi dua bentuk, yaitu LKS
berprograma bercabang dan LKS berprograma linear. Hasil penelitian berupa LKS
berprograma diharapkan dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Subjek penelitian pengembangan ini adalah siswa kelas X-3 SMA Negeri 1
Jember yang berjumlah 34 orang. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling melalui analisis siswa yang merupakan salah satu tahapan dalam
vii
pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D. Penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap tahun ajaran 2012/2013. Sumber data dari penelitian ini adalah
berupa hasil validasi perangkat, serta hasil post-test dan penilaian kinerja praktikum
siswa setelah menggunakan LKS berprograma dengan metode eksperimen.
Uji pengembangan dilakukan dalam dua tahap yaitu validasi ahli dan uji coba
lapangan. Diperoleh hasil dari validasi ahli dengan nilai 3,81 untuk LKS berprograma
bercabang dan 3,96 untuk LKS berprograma linear. Data kualitatif menunjukkan
bahwa LKS berprograma ini juga perlu diperbaiki pada aspek format, isi, bahasa, dan
ilustrasi. Selain itu, berdasarkan hasil uji coba lapangan, pemahaman translasi siswa
mencapai persentase 73,77%, pemahaman interpretasi siswa 94,58%, dan
pemahaman ekstrapolasi siswa 83,58% dengan pemahaman secara classical sebesar
85%. Kinerja praktikum siswa setelah menggunakan LKS berprograma mencapai
persentase sebesar 29,91% untuk aspek menjelaskan prosedur dan mengidentifikasi
peralatan, 36,75% untuk aspek merancang atau merencanakan praktikum, 35,79%
untuk aspek melakukan praktikum, 61,03% untuk aspek mengamati dan mencatat
hasil, 71,32% untuk aspek menginterpretasi hasil dan merumuskan kesimpulan, serta
42,65% untuk aspek mengatur alat, menyelesaikan kegiatan, dan membersihkan
tempat kerja.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan dapat disimpulkan bahwa
1) LKS berprograma dikategorikan cukup valid dan layak digunakan dalam kegiatan
pembelajaran; 2) pemahaman konsep fisika siswa tergolong paham dan persentase
tertinggi terdapat pada pemahaman interpretasi siswa; 3) kinerja praktikum siswa
secara keseluruhan tergolong ke dalam kategori sangat baik dan persentase tertinggi
terdapat pada aspek interpretasi data dan perumusan kesimpulan. Kinerja praktikum
siswa setelah menggunakan LKS berprograma bercabang lebih tinggi daripada
menggunakan LKS berprograma linear.